Skip to main content

Andai saya punya apartemen di Green Bay Pluit

PT Kencana Unggul Sukses menargetkan proyek properti resor pantai Green Bay Pluit seluas 12,5 hektare tuntas dibangun pada kuartal III 2014 dengan menghabiskan biaya investasi sedikitnya Rp3 triliun.

Anak usaha Agung Podomoro Group itu mengembangkan sebanyak 12 menara apartemen tepi pantai yang digabung dengan proyek mal besar seluas 50.000 m2 di Pluit, Jakarta Utara untuk membidik pasar menengah atas.

Paul Christian Ariyanto, Direktur Agung Podomoro Land, yang sekaligus CEO proyek tersebut, mengatakan proyek properti resor pantai itu sudah mulai dibangun untuk tahap pertama dengan jumlah empat menara setinggi 28-32 lantai dari total 12 menara yang akan dibangun dengan jadwal serah terima kepada pasar sekitar Desember 2012.

"Tahap pertama kami bangun 3.500 unit dengan nama Coast View yang terdiri dari empat menara. Nanti lanjut empat menara untuk Bay View dan mal, lalu kondomium yang ditargetkan tuntas pada 2014. Kalau tuntas akan menghabiskan biaya lebih dari Rp3 triliun," katanya, 27 Feb 2011.

Pembangunan 12 menara apartemen itu akan memasok unit apartemen baru ke pasar sebanyak 9.000 unit dan ditambah dengan ruang ritel sewa seluas 50.000 m2.

Proyek terbaru dari Agung Podomoro Group itu merupakan resor untuk segmen pasar menengah atas sehingga berbeda dengan kebanyakan proyek resor pantai yang pernah digarap pengembang yang banyak masuk ke pasar premium atau mewah.

Dalam hal ini sekalipun Green Bay proyek resor pantai, tapi dipatok dengan harga berkisar antara Rp180 juta hingga Rp1,7 miliar.

Menurut dia, harga itu jauh lebih murah dibandingkan dengan proyek resor lain yang pernah dikembangkan pengembangan dengan kisaran harga Rp2 miliar hingga Rp9 miliar.

Sejauh ini, respons pasar terhadap proyek itu cukup baik dengan klaim telah mendapatkan komitmen beli dari konsumen sebanyak 5000 unit.

Dalam penjualan proyek itu, pihaknya menyediakan skim kredit pemilikan apartemen bekerjasama dengan sejumlah pemberi KPA sehingga membantu memudahkan pasar untuk mengakses proyek apartemen tersebut.

Saat ditanyakan soal manajemen lingkungan yang rentan terhadap proyek resor pantai, kata Paul, proyek Green Bay sudah lolos uji kelayakan lingkungan sehingga tidak ada kendala lagi dalam pengembangannya.

Dia menuturkan masalah keselamatan lingkungan menjadi bagi dari desain proyek, mulai dari manajemen daur ulang air limbah, bank air hujan, proyek hemat energi dalam operasional proyek tersebut.

"Proyek ini sebenarnya bukan reklamasi tapi revitalisasi pantai yang terabrasi. Garis pantai yang hilang kami revitalisasi sekaligus kami perkuat dengan membangun tanggul beton untuk mencegah ancaman abrasi baru. dari 12,5 ha lahan yang dikelola cuma 40% yang dijadikan tapak bangunan dan 60% untuk kepentingan ruang publik dan ruang hijau," katanya.

Paul berharap proyek itu bisa memperbaiki kualitas lingkungan pantai Pluit yang terkesan kumuh menjadi kawasan bergengsi sehingga bisa menjadi daerah tujuan wisata baru di Jakarta.

"Kami yakin proyek ini kualitas bisa bersaing dengan keindahan resort pantai di Singapura karena kami juga memakai konsultan dari sana," ujarnya lagi.

Comments

Popular posts from this blog

A Story of Puang Oca & Edi Sabara Mangga Barani

Mantan Wakapolri M. Jusuf Mangga Barani mengaku serius menekuni bisnis kuliner, setelah pensiun dari institusi kepolisian pada awal 2011 silam. Keseriusan itu ditunjukan dengan membuka rumah makan seafood Puang Oca pertama di Jakarta yang terletak di Jalan Gelora Senayan, Jakarta. "Saya ini kan hobi masak sebelum masuk kepolisian. Jadi ini menyalurkan hobi, sekaligus untuk silaturahmi dengan banyak orang. Kebetulan ini ada tempat strategis," katanya 7 Desember 2011. Rumah makan Puang Oca Jakarta ini merupakan cabang dari restoran serupa yang sudah dibuka di Surabaya. Manggabarani mengatakan pada prinsinya, sebagai orang Makassar, darah sebagai saudagar Bugis sangat kental, sehingga dia lebih memilih aktif di bisnis kuliner setelah purna tugas di kepolisian. Rumah makan Puang Oca ini menawarkan menu makanan laut khas Makassar, namun dengan cita rasa Indonesia. Menurut Manggabarani, kepiting, udang dan jenis ikan lainnya juga didatangkan langsung dari Makassar untuk menjamin ke...

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

BERDIRI menelepon di pintu pagar markasnya, rumah tipe 36 di Kaveling DKI Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Umar Ohoitenan Kei, 33 tahun, tampak gelisah. Pembicaraan terkesan keras. Menutup telepon, ia lalu menghardik, “Hei! Kenapa anak-anak belum berangkat?” Hampir setengah jam kemudian, pada sekitar pukul 09.00, pertengahan Oktober lalu itu, satu per satu pemuda berbadan gelap datang. Tempat itu mulai meriah. Rumah yang disebut mes tersebut dipimpin Hasan Basri, lelaki berkulit legam berkepala plontos. Usianya 40, beratnya sekitar 90 kilogram. Teh beraroma kayu manis langsung direbus-bukan diseduh-dan kopi rasa jahe segera disajikan. Hasan mengawali hari dengan membaca dokumen perincian utang yang harus mereka tagih hari itu. Entah apa sebabnya, tiba-tiba Hasan membentak pemuda pembawa dokumen. Yang dibentak tak menjawab, malah melengos dan masuk ke ruang dalam.Umar Kei, 33 tahun, nama kondang Umar, tampak terkejut. Tapi hanya sedetik, setelah itu terbahak. Dia tertawa sampai ...

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Saya paling suka cerita dan film tentang thriller, mirip mobster, yakuza, mafia dll. Di Indonesia juga ada yang menarik rasa penasaran seperti laporan Tempo 15 November 2010 yang berjudul GENG REMAN VAN JAKARTA. >(http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/11/15/INT/mbm.20101115.INT135105.id.html) TANGANNYA menahan tusukan golok di perut. Ibu jarinya nyaris putus. Lima bacokan telah melukai kepalanya. Darah bercucuran di sekujur tubuh. "Saya lari ke atas," kata Logo Vallenberg, pria 38 tahun asal Timor, mengenang pertikaian melawan geng preman atau geng reman lawannya, di sekitar Bumi Serpong Damai, Banten, April lalu. "Anak buah saya berkumpul di lantai tiga." Pagi itu, Logo dan delapan anak buahnya menjaga kantor Koperasi Bosar Jaya, Ruko Golden Boulevard, BSD City, Banten. Mereka disewa pemilik koperasi, Burhanuddin Harahap. Mendapat warisan dari ayahnya, Baharudin Harahap, ia menguasai puluhan koperasi di berbagai kota, seperti Bandung, Semaran...