Bersabar menunggu Gozco
Sebagai salah satu satu pemain di industri perkebunan kelapa sawit nasional, kinerja PT Gozco Plantations Tbk menarik dicermati. Melonjaknya jumlah lahan yang menghasilkan dalam beberapa waktu ke depan memungkinkan perusahaan ini mencatat kinerja lebih baik.
Tahun lalu perseroan membukukan laba bersih Rp203 miliar, naik 270,77% dari tahun sebelumnya, Rp54,75 miliar. Lompatan laba ini disumbangkan terutama oleh PT Palmia Sejahtera yang diakuisisi tahun lalu. Nilai kontribusinya Rp50 miliar dari laba bersih.
Pendapatan perseroan selama 2009 mencapai Rp407 miliar, naik hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya, Rp290 miliar. Kenaikan pendapatan disebabkan bertambahnya lahan yang menghasilkan CPO (crude palm oil/ minyak kelapa sawit mentah).
Dengan land bank seluas 110.000 hektare, Gozco kini memiliki lahan tertanam seluas lebih dari 26.000 hektare. Dari luasan areal tersebut, lahan produktif atau yang sudah menghasilkan mencapai 6.631 hektare.
Sejalan dengan pertambahan lahan yang sudah menghasilkan itu, tahun ini Gozco menargetkan pendapatan di atas Rp500 miliar. Sedangkan laba bersih diproyeksikan naik menjadi Rp250 miliar atau naik 23,15% dari pencapaian 2009.
Data-data tersebut memang mengonfirmasi adanya perbaikan kinerja. Akan tetapi, apabila dicermati, kenaikan pendapatan maupun laba bersih Gozco pada tahun ini tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Riset PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas yang dipublikasikan pekan ini memperkirakan produksi tandan buah segar Gozco tahun ini mencapai 175.000 ton atau naik 14% dari 2008, sedangkan produksi CPO mencapai 70.500 ton atau naik 19% dari 2008.
Dengan perkiraan itu, tahun ini Gozco diproyeksikan membukukan kenaikan revenue 26% menjadi Rp503 miliar, Ebitda naik 27% menjadi 346 miliar, serta laba bersih Rp236 miliar. Perkiraan ini tidak terlalu jauh dari proyeksi yang dipatok oleh manajemen perseroan.
Tak berbeda jauh dengan itu, riset PT Indopremier Securities yang dirilis 29 Maret lalu menyebutkan saat ini produksi kelapa sawit darn derivatifnya dari Gozco memang masih cukup kecil lantaran lahan yang menghasilkan masih belum begitu signifikan.
Dalam riset itu, analis PT Indopremier Securities Yanuar Rizki menyatakan selama 2000-2005, Gozco hanya melakukan penanaman seluas 1.166 hektare, sehingga matured area dari lahan tertanam itu tidak terlalu signifikan mendorong kinerja perseroan pascapenanaman.
Namun sejak 2006, Gozco terus membuka lahan baru hingga 13.800 hektare, dan bertambah lagi 7.400 hektare pada 2009. “Ini akan mendorong naiknya area yang berproduksi dari 6.631 hektare pada 2009 menjadi 23.942 pada 2014, setara dengan yield 22—23 ton per hektare.”
Dengan situasi itu, Yanuar yakin dalam jangka panjang Gozco memiliki prospek cukup menjanjikan, lantaran perusahaan akan memiliki tambahan lahan yang menghasilkan dengan jumlah yang signifikan hasil dari penanaman pada tahun-tahun ini.
//Akuisisi Palmia//
Salah satu penopang kinerja perseroan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang yagn disebut Yanuar itu PT Palmia Sejahtera, yang diakuisisi Gozco pada Juni 2009 senilai Rp466 miliar. Perusahaan ini memiliki delapan anak usaha dan lahan 94.884 hektare.
Salah satu anak usahanya itu adalah PT Indotruba yang merupakan patungan antara Palma dan Sime Darby dengan masing-masing kepemilikan saham sebesar 50%. Indotruba memiliki lahan produktif seluas 6.600 hektare, dengan yield sebesar 30,5 ton per tahun pada 2009.
Indotruba mencatat laba bersih Rp58,6 miliar, yang kemudian dikonsolidasikan dengan laba bersih Gozco 2009. Banyak pihak yang menilai akuisisi itu merupakan tindakan yang tepat, lantaran menyumbang kinerja terhadap Gozco.
Selain itu, kepemilikan saham di Indotruba melalui Palmia menyebabkan emiten perkebunan itu terlihat cukup atraktif.“Tahun ini kami memperkirakan ada sumbangan hingga Rp123 miliar atau 40% pada laba bersih Gozco dari Indotruba,” tulis Yanuar Rizki.
Presiden Direktur Gozco Tjandra Gozali menuturkan perseroan sudah memutuskan untuk terus mengakuisisi kebun sawit yang sudah menghasilkan, sehingga bisa memberikan kontribusi kepada perseroan secara langsung.
“Kami membidik kebun terutama yang dekat dengan klaster perkebunan kami. Selain itu, Kami juga akan memperbesar bisnis pengolahan dengan membangun pabrik pengolahan CPO senilai Rp135 miliar,” katanya.
Kendati pada tahun-tahun ini perseroan belum mencatatkan kenaikan kinerja yang drastis, dengan sedikit kesabaran niscaya para pemegang saham akan bisa menikmati keuntungan dari rencana jangka menengah Gozco.
Tahun lalu perseroan membukukan laba bersih Rp203 miliar, naik 270,77% dari tahun sebelumnya, Rp54,75 miliar. Lompatan laba ini disumbangkan terutama oleh PT Palmia Sejahtera yang diakuisisi tahun lalu. Nilai kontribusinya Rp50 miliar dari laba bersih.
Pendapatan perseroan selama 2009 mencapai Rp407 miliar, naik hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya, Rp290 miliar. Kenaikan pendapatan disebabkan bertambahnya lahan yang menghasilkan CPO (crude palm oil/ minyak kelapa sawit mentah).
Dengan land bank seluas 110.000 hektare, Gozco kini memiliki lahan tertanam seluas lebih dari 26.000 hektare. Dari luasan areal tersebut, lahan produktif atau yang sudah menghasilkan mencapai 6.631 hektare.
Sejalan dengan pertambahan lahan yang sudah menghasilkan itu, tahun ini Gozco menargetkan pendapatan di atas Rp500 miliar. Sedangkan laba bersih diproyeksikan naik menjadi Rp250 miliar atau naik 23,15% dari pencapaian 2009.
Data-data tersebut memang mengonfirmasi adanya perbaikan kinerja. Akan tetapi, apabila dicermati, kenaikan pendapatan maupun laba bersih Gozco pada tahun ini tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Riset PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas yang dipublikasikan pekan ini memperkirakan produksi tandan buah segar Gozco tahun ini mencapai 175.000 ton atau naik 14% dari 2008, sedangkan produksi CPO mencapai 70.500 ton atau naik 19% dari 2008.
Dengan perkiraan itu, tahun ini Gozco diproyeksikan membukukan kenaikan revenue 26% menjadi Rp503 miliar, Ebitda naik 27% menjadi 346 miliar, serta laba bersih Rp236 miliar. Perkiraan ini tidak terlalu jauh dari proyeksi yang dipatok oleh manajemen perseroan.
Tak berbeda jauh dengan itu, riset PT Indopremier Securities yang dirilis 29 Maret lalu menyebutkan saat ini produksi kelapa sawit darn derivatifnya dari Gozco memang masih cukup kecil lantaran lahan yang menghasilkan masih belum begitu signifikan.
Dalam riset itu, analis PT Indopremier Securities Yanuar Rizki menyatakan selama 2000-2005, Gozco hanya melakukan penanaman seluas 1.166 hektare, sehingga matured area dari lahan tertanam itu tidak terlalu signifikan mendorong kinerja perseroan pascapenanaman.
Namun sejak 2006, Gozco terus membuka lahan baru hingga 13.800 hektare, dan bertambah lagi 7.400 hektare pada 2009. “Ini akan mendorong naiknya area yang berproduksi dari 6.631 hektare pada 2009 menjadi 23.942 pada 2014, setara dengan yield 22—23 ton per hektare.”
Dengan situasi itu, Yanuar yakin dalam jangka panjang Gozco memiliki prospek cukup menjanjikan, lantaran perusahaan akan memiliki tambahan lahan yang menghasilkan dengan jumlah yang signifikan hasil dari penanaman pada tahun-tahun ini.
//Akuisisi Palmia//
Salah satu penopang kinerja perseroan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang yagn disebut Yanuar itu PT Palmia Sejahtera, yang diakuisisi Gozco pada Juni 2009 senilai Rp466 miliar. Perusahaan ini memiliki delapan anak usaha dan lahan 94.884 hektare.
Salah satu anak usahanya itu adalah PT Indotruba yang merupakan patungan antara Palma dan Sime Darby dengan masing-masing kepemilikan saham sebesar 50%. Indotruba memiliki lahan produktif seluas 6.600 hektare, dengan yield sebesar 30,5 ton per tahun pada 2009.
Indotruba mencatat laba bersih Rp58,6 miliar, yang kemudian dikonsolidasikan dengan laba bersih Gozco 2009. Banyak pihak yang menilai akuisisi itu merupakan tindakan yang tepat, lantaran menyumbang kinerja terhadap Gozco.
Selain itu, kepemilikan saham di Indotruba melalui Palmia menyebabkan emiten perkebunan itu terlihat cukup atraktif.“Tahun ini kami memperkirakan ada sumbangan hingga Rp123 miliar atau 40% pada laba bersih Gozco dari Indotruba,” tulis Yanuar Rizki.
Presiden Direktur Gozco Tjandra Gozali menuturkan perseroan sudah memutuskan untuk terus mengakuisisi kebun sawit yang sudah menghasilkan, sehingga bisa memberikan kontribusi kepada perseroan secara langsung.
“Kami membidik kebun terutama yang dekat dengan klaster perkebunan kami. Selain itu, Kami juga akan memperbesar bisnis pengolahan dengan membangun pabrik pengolahan CPO senilai Rp135 miliar,” katanya.
Kendati pada tahun-tahun ini perseroan belum mencatatkan kenaikan kinerja yang drastis, dengan sedikit kesabaran niscaya para pemegang saham akan bisa menikmati keuntungan dari rencana jangka menengah Gozco.
Comments