Skip to main content

Ekspansi Lippo Karawaci


PT Lippo Karawaci Tbk akan menerbitkan saham baru senilai Rp957 miliar atau US$112 juta melalui penempatan kepada Lippo Group untuk mendanai akuisisi dua perusahaan.

Dana tersebut akan dipakai Lippo mengakuisisi 27,24% kepemilikan di Lippo-Mapletree Indonesia Retail Trust (LMIRT) yang tercatat di Bursa Efek Singapura dan 40% kepemilikan asset manager Lippo Mapletree Indonesia Retail Trust Management Ltd (LMIRT Mgt)

Dalam siaran pers 19 Mei 2011, akuisisi dua perusahaan itu akan mendorong nilai mal dan asset management Lippo Karawaci menjadi US$4 miliar (Rp34 triliun) dalam 3-4 tahun.

Terkait dengan rencana tersebut, Lippo telah melaksanakan penempatan 1,45 miliar saham yang dimiliki oleh afiliasinya, Pacific Asia Holdings Limited (PAH) pada harga yang sama, dengan total US$112 juta (Rp957 miliar), kepada investor institusional strategis yang diatur oleh CLSA, Singapore Pte. Ltd. (CLSA).

Sebelumnya, penerbitan saham baru sebanyak 1,45 miliar saham pada harga Rp660 per saham itu telah disetujui sesuai dengan rencana direct placement yang telah disetujui oleh para pemegang saham sebelumnya, kepada PAH senilai Rp957 miliar atau US$112 juta, untuk mendanai 70,4% akuisisi 27,24% kepemilikan di dua perusahaan tersebut.

Pada pertengahan April 2011, Pacific Asia Holdings juga telah meningkatkan kepemilikan saham di Lippo Karawaci sebesar 3,02% atau senilai 652 juta lembar saham dengan nilai US$52 juta.

Vice President sekaligus Head of Corporate Communication Lippo Karawaci Danang Kemayan Jati mengatakan Lippo Grup berniat untuk lebih meningkatkan kepemilikan dalam perseroan sepanjang memungkinkan, yang mencerminkan keyakinan mereka terhadap Lippo Karawaci.

"Investasi lebih lanjut pemegang saham pendiri ini menegaskan komitmen dan keyakinan mereka terhadap pertumbuhan properti di Indonesia, yang diproyeksikan akan melebihi tingkat pertumbuhan PDB Indonesia," paparnya.

Pada 2 bulan sebelumnya, Lippo Karawaci menerbitkan surat utang senior maksium sebesar US$130 juta atau Rp1,16 triliun, melalui Sigma Capital Pte. Ltd yang dijamin penuh oleh emiten pengembang tersebut.

Perusahaan pemeringkat Fitch Ratings memberi peringkat B+ untuk surat utang yang diterbitkan tersebut, dengan peringkat pemulihan (recovery rating) RR4.
Analis Fitch Ratings Buddhika Piyasena menilai emisi surat utang baru tersebut tidak akan menambah beban utang grup Lippo, salah satu emiten pengembang ternama dengan basis pemasukan yang terdiversifikasi.

"Surat utang yang baru tidak memengaruhi posisi utang Lippo Karawaci karena dananya akan dipakai untuk membiayai kembali utang senilai US$66,2 juta yang jatuh tempo pada Maret 2011 dan utang bank sebesar US$49,8 juta," tuturnya baru-baru ini.

Lippo Karawaci baru-baru ini menggali dana senilai Rp2,4 triliun melalui emisi saham baru pada akhir 2010, yang masih belum dimanfaatkan hingga akhir 2010. Akibatnya, posisi cadangan kas mereka mencapai Rp3,7 triliun.

Comments

Popular posts from this blog

A Story of Puang Oca & Edi Sabara Mangga Barani

Mantan Wakapolri M. Jusuf Mangga Barani mengaku serius menekuni bisnis kuliner, setelah pensiun dari institusi kepolisian pada awal 2011 silam. Keseriusan itu ditunjukan dengan membuka rumah makan seafood Puang Oca pertama di Jakarta yang terletak di Jalan Gelora Senayan, Jakarta. "Saya ini kan hobi masak sebelum masuk kepolisian. Jadi ini menyalurkan hobi, sekaligus untuk silaturahmi dengan banyak orang. Kebetulan ini ada tempat strategis," katanya 7 Desember 2011. Rumah makan Puang Oca Jakarta ini merupakan cabang dari restoran serupa yang sudah dibuka di Surabaya. Manggabarani mengatakan pada prinsinya, sebagai orang Makassar, darah sebagai saudagar Bugis sangat kental, sehingga dia lebih memilih aktif di bisnis kuliner setelah purna tugas di kepolisian. Rumah makan Puang Oca ini menawarkan menu makanan laut khas Makassar, namun dengan cita rasa Indonesia. Menurut Manggabarani, kepiting, udang dan jenis ikan lainnya juga didatangkan langsung dari Makassar untuk menjamin ke...

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

BERDIRI menelepon di pintu pagar markasnya, rumah tipe 36 di Kaveling DKI Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Umar Ohoitenan Kei, 33 tahun, tampak gelisah. Pembicaraan terkesan keras. Menutup telepon, ia lalu menghardik, “Hei! Kenapa anak-anak belum berangkat?” Hampir setengah jam kemudian, pada sekitar pukul 09.00, pertengahan Oktober lalu itu, satu per satu pemuda berbadan gelap datang. Tempat itu mulai meriah. Rumah yang disebut mes tersebut dipimpin Hasan Basri, lelaki berkulit legam berkepala plontos. Usianya 40, beratnya sekitar 90 kilogram. Teh beraroma kayu manis langsung direbus-bukan diseduh-dan kopi rasa jahe segera disajikan. Hasan mengawali hari dengan membaca dokumen perincian utang yang harus mereka tagih hari itu. Entah apa sebabnya, tiba-tiba Hasan membentak pemuda pembawa dokumen. Yang dibentak tak menjawab, malah melengos dan masuk ke ruang dalam.Umar Kei, 33 tahun, nama kondang Umar, tampak terkejut. Tapi hanya sedetik, setelah itu terbahak. Dia tertawa sampai ...

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Saya paling suka cerita dan film tentang thriller, mirip mobster, yakuza, mafia dll. Di Indonesia juga ada yang menarik rasa penasaran seperti laporan Tempo 15 November 2010 yang berjudul GENG REMAN VAN JAKARTA. >(http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/11/15/INT/mbm.20101115.INT135105.id.html) TANGANNYA menahan tusukan golok di perut. Ibu jarinya nyaris putus. Lima bacokan telah melukai kepalanya. Darah bercucuran di sekujur tubuh. "Saya lari ke atas," kata Logo Vallenberg, pria 38 tahun asal Timor, mengenang pertikaian melawan geng preman atau geng reman lawannya, di sekitar Bumi Serpong Damai, Banten, April lalu. "Anak buah saya berkumpul di lantai tiga." Pagi itu, Logo dan delapan anak buahnya menjaga kantor Koperasi Bosar Jaya, Ruko Golden Boulevard, BSD City, Banten. Mereka disewa pemilik koperasi, Burhanuddin Harahap. Mendapat warisan dari ayahnya, Baharudin Harahap, ia menguasai puluhan koperasi di berbagai kota, seperti Bandung, Semaran...