Skip to main content

Kisah rindu MTN dan Reksa Dana..

Sejumlah pelaku industri reksa dana mengaku masih membutuhkan surat utang jangka menengah (medium term notes/ MTN) sebagai diverfisikasi investasi portofolio, meski saat ini instrumen tersebut dilarang dibeli investor dana pensiun.

Direktur Utama PT Ciptadana Asset Management John Budiharsana mengatakan sebetulnya pelaku industri reksa dana mengharapkan produk MTN ke depan dapat diperbolehkan dibeli investor melalui reksa dana.

"Makin banyak produk investasi itu makin baik bagi investor dan industri reksa dana dalam menyediakan spesifikasi produk. Jadi kami juga ingin MTN dibolehkan, tapi dengan kriteria tertentu, tak bisa diterbitkan perusahaan tidak jelas," ujarnya di Jakarta, kemarin. [Bisnis,12 Mei 2011]

John mengungkapkan hal tersebut mengomentari rencana Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) membahas kendala investor membeli reksa dana berbasis produk investasi jangka pendek. (Bisnis, 10 Mei)

John mengatakan sejak 2008 memang tidak diperbolehkan investor dana pensiun membeli reksa dana berisikan instrument MTN. Dengan demikian industri reksa dana mengandalkan instrument utang lain yakni obligasi meskipun memiliki tenor terendah 1 tahun.

Sesuai Keputusan Menteri Keuangan No.511/2002, dana pensiun yang jadi salah satu investor mayoritas reksa dana, bisa masuk ke surat pengakuan utang termasuk melalui reksa dana. Namun, seiring dengan kehati-hatian berinvestasi, pada 2008 jenis investasi itu ditiadakan.

Dirut PT Trimegah Asset Management Denny Rizal Thaher menambahkan seharusnya tidak seluruh MTN dilarang menjadi penyertaan dalam portofolio reksa dana. Pasalnya, beberapa penerbitan surat utang jangka menengah (MTN) memiliki fundamental baik.

"Pada dasarnya industri membutuhkan MTN dan sejenisnya untuk reksa dana, tapi tentu MTN yang bagaimana dulu, mesti ada kriteria seperti apa yang diperkenankan oleh regulator, toh ada MTN yang bagus-bagus juga misalnya dari sektor keuangan," katanya.

Denny yang juga salah seorang wakil ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) ini menegaskan pihaknya tetap berharap keinginan industri dapat diakomodir oleh regulator dengan menekankan prinsip yang sesuai bagi investor dan juga industri reksa dana.


Di tempat terpisah, Bowo Witjaksono Suhardjo yang juga salah seorang wakil ketua APRDI
menegaskan secara industri tidak bisa dipungkiri diversifikasi portofolio termasuk surat utang menengah atau sejenisnya memang menjadi kebutuhan.

"Kami di asosiasi belum bisa katakan apakah nanti berharap MTN diperbolehkan pada masa mendatang atau tidak, tetapi dari sisi industri MTN dibutuhkan tetapi tentu ada penekanan seperti apa," katanya.

Dia mengatakan saat ini pihaknya bersama dengan Bapepam-LK memtakan persoalan dan membahas rencana pengembangan industri (roadmap) dalam 5 tahun ke depan salah satunya mengenai produk dari reksa dana.

"Yang jadi patokan adalah produk reksa dana nanti dari lokal untuk lokal, asing untuk lokal, dan lokal untuk asing dalam roadmap tersebut. Saat ini masih dalam tahap pengkajian bersama regulator," katanya.

Bowo menegaskan produk reksa dana nanti dipetakan sesuai dengan profil risiko dari investor sehingga reksa dana dengan aset dasar (underlying asset) yang cukup berisiko dapat diserap oleh investor yang berani mengambil risiko.

Namun dia menegaskan sebetulnya sesuai peraturan reksa dana wajib melalui penawaran umum sehingga pada dasarnya MTN yang ditawarkan di luar jalur penawaran umum tidak diperbolehkan.

"Aturannya jelas bahwa reksa dana itu ditawarkan kepada publik melalui penawaran umum, artinya MTN yang ditawarkan di luar penawaran umum tidak masuk. Tapi ini baru kajian roadmap nantinya bagaimana," katanya.

Dalam Keputusan Ketua Bapepam-LK No.22/2004 tentang Pedoman Bentuk dan Isi Prospektus dalam Rangka Penawaran Umum Reksa Dana disebutkan prospektus wajib mencakup semua rincian dan fakta materil mengenai reksa dana.

Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK Djoko Hendratto menegaskan belum ada arah yang detail mengenai roadmap tersebut apakah nantinya melegalkan reksa dana berbasis MTN atau tidak. "Intinya kami masih mengkaji roadmap itu, belum tahu arahnya," katanya.

Comments

Popular posts from this blog

A Story of Puang Oca & Edi Sabara Mangga Barani

Mantan Wakapolri M. Jusuf Mangga Barani mengaku serius menekuni bisnis kuliner, setelah pensiun dari institusi kepolisian pada awal 2011 silam. Keseriusan itu ditunjukan dengan membuka rumah makan seafood Puang Oca pertama di Jakarta yang terletak di Jalan Gelora Senayan, Jakarta. "Saya ini kan hobi masak sebelum masuk kepolisian. Jadi ini menyalurkan hobi, sekaligus untuk silaturahmi dengan banyak orang. Kebetulan ini ada tempat strategis," katanya 7 Desember 2011. Rumah makan Puang Oca Jakarta ini merupakan cabang dari restoran serupa yang sudah dibuka di Surabaya. Manggabarani mengatakan pada prinsinya, sebagai orang Makassar, darah sebagai saudagar Bugis sangat kental, sehingga dia lebih memilih aktif di bisnis kuliner setelah purna tugas di kepolisian. Rumah makan Puang Oca ini menawarkan menu makanan laut khas Makassar, namun dengan cita rasa Indonesia. Menurut Manggabarani, kepiting, udang dan jenis ikan lainnya juga didatangkan langsung dari Makassar untuk menjamin ke...

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

BERDIRI menelepon di pintu pagar markasnya, rumah tipe 36 di Kaveling DKI Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Umar Ohoitenan Kei, 33 tahun, tampak gelisah. Pembicaraan terkesan keras. Menutup telepon, ia lalu menghardik, “Hei! Kenapa anak-anak belum berangkat?” Hampir setengah jam kemudian, pada sekitar pukul 09.00, pertengahan Oktober lalu itu, satu per satu pemuda berbadan gelap datang. Tempat itu mulai meriah. Rumah yang disebut mes tersebut dipimpin Hasan Basri, lelaki berkulit legam berkepala plontos. Usianya 40, beratnya sekitar 90 kilogram. Teh beraroma kayu manis langsung direbus-bukan diseduh-dan kopi rasa jahe segera disajikan. Hasan mengawali hari dengan membaca dokumen perincian utang yang harus mereka tagih hari itu. Entah apa sebabnya, tiba-tiba Hasan membentak pemuda pembawa dokumen. Yang dibentak tak menjawab, malah melengos dan masuk ke ruang dalam.Umar Kei, 33 tahun, nama kondang Umar, tampak terkejut. Tapi hanya sedetik, setelah itu terbahak. Dia tertawa sampai ...

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Saya paling suka cerita dan film tentang thriller, mirip mobster, yakuza, mafia dll. Di Indonesia juga ada yang menarik rasa penasaran seperti laporan Tempo 15 November 2010 yang berjudul GENG REMAN VAN JAKARTA. >(http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/11/15/INT/mbm.20101115.INT135105.id.html) TANGANNYA menahan tusukan golok di perut. Ibu jarinya nyaris putus. Lima bacokan telah melukai kepalanya. Darah bercucuran di sekujur tubuh. "Saya lari ke atas," kata Logo Vallenberg, pria 38 tahun asal Timor, mengenang pertikaian melawan geng preman atau geng reman lawannya, di sekitar Bumi Serpong Damai, Banten, April lalu. "Anak buah saya berkumpul di lantai tiga." Pagi itu, Logo dan delapan anak buahnya menjaga kantor Koperasi Bosar Jaya, Ruko Golden Boulevard, BSD City, Banten. Mereka disewa pemilik koperasi, Burhanuddin Harahap. Mendapat warisan dari ayahnya, Baharudin Harahap, ia menguasai puluhan koperasi di berbagai kota, seperti Bandung, Semaran...