Skip to main content

Bitcoin, Ether, Uang Virtual dan Investasi Biaya Hidup

Anda pernah dengar uang virtual?

Kalau ada waktu mampirlah ke coingecko.com. Di situs itu ada 516 uang virtual dengan grafik pergerakan harga, currency per menit, total jumlah, kapitalisasi pasar, likuiditas, pembangunan Kod, komunitas, hingga minat publik.

Saya sebut saja salah satu uang virtual terkenal adalah Bitcoin.



Bitcoin adalah mata uang virtual yang dikembangkan pada tahun 2009 oleh seseorang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto. Mata uang ini seperti halnya Rupiah atau Dollar, namun hanya tersedia di dunia digital.

silahkan baca: https://blog.bitcoin.co.id/apa-itu-bitcoin/ dan https://id.wikipedia.org/wiki/Bitcoin

Suplai Bitcoin hanya akan ada 21 juta Bitcoin di seluruh dunia. Sistem penciptaan Bitcoin yang terus berkurang setiap 4 tahun sekali ini menyerupai sistem ekonomi berdasarkan deflasi dan dengan makin terbatasnya supply bitcoin, harga bitcoin cenderung naik.

Anda bisa transfer bitcoin ke mana saja di dunia asalkan terkoneksi dengan internet. Bitcoin akan disimpan ke dalam Bitcoin Wallet. Wallet ini harus terinstall di kedua belah pihak, bisa dengan PC/laptop, tablet ataupun smartphone.

Nah menurut coingecko.com, harga Bitcoin per Minggu 16 Juli 2017 adalah US$1.871,6441 atau Rp24.886.262,8385617994

Harga 1 bitcoin nyaris Rp25 juta ! Mahal atau Murah? Itu relatif dan tergantung berapa banyak uang Anda.

Michael Novogratz, mantan Eksekutif di Fortress Investment Group dan Goldman Sachs Group Inc., mengatakan pada bulan lalu bahwa dia memiliki 10% dari kekayaan bersihnya dalam bentuk mata uang virtual.

Apabila dihitung, jumlah tersebut setara dengan US$90 juta. Berdasarkan data Bloomberg Billionaire Index, nilai total kekayaan Novogratz saat ini mencapai US$925 juta.

"Cryptocurrency bisa menjadi industri dengan nilai kapitalisasi US$5 triliun. Namun industri itu perlu mengembangkan prinsip bisnis yang baik untuk memuaskan regulator dan memberikan legitimasi hukum," kata Novogratz dalam sebuah konferensi fintech di New York bulan lalu, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (12/7).

Namun, Bitcoin tak sendiri, mata uang virtual lain di dunia yang saat ini cukup populer dan banyak peminatnya adalah Etherium, Ripple, Litecoin, Dash atau Darkcoin, Monero, Zcash, Siacoin, Golem, Dogecoin, Stellar, Maid Safe Coin, NXT, dan lainnya.

Kini salah satu yang lagi populer adalah Etherium atau Ether, dengan kode ETH.

Ether sendiri merupakan produk keluaran dari platform yang bernama Ethereum yang dibuat oleh Vitalik Buterin pada 2014.

Buterin sang pembuat Ethereum mengaku dalam sebuah unggahannya di forum Reddit bulan lalu juga mengatakan kepemilikan Ethernya saat ini apabila dikonversikan ke mata uang konvensional mencapai U$117 juta.

"Visi transaksi masyarakat kini telah bergerak dari sistem analog dan gesekan [kartu kredit,debit, dsb] menjadi digital tanpa gesekan," kata Lubin.

(http://koran.bisnis.com/read/20170713/434/670855/pertarungan-bisnis-mata-uang-virtual-ketika-bitcoin-terusik-kompetitor-baru)

Pada dasarnya Ethereum hampir mirip dengan Bitcoin. Keduanya sama-sama sebagai sebuah mata uang virtual (cryptocurrency) yang terdesentralisasi menggunakan jaringan peer-to-peer. Adapun proses transaksi atau mendapatkannya hampir sama yakni dengan diperjual belikan melalui proses penambangan (mining).

Salah satu yang membedakan keduanya adalah kecepatan pembuatan buku besar (blokchain) yang mencatat transaksi cryptocurrency. Ether relatif lebih cepat dengan satu blok per 12 detik. Sementara Bitcoin lebih lama yakni satu blok per 10 menit.

Namun, di balik itu semua indikasi mulai terdongkraknya popularitas Bitcoin oleh Ether, salah satunya muncul melalui pengakuan salah satu pedagang cryptocurrency yang tak dikenal identitasnya baru-baru ini.

Dilansir dari Bloomberg, pedagang itu mengaku menghasilkan keuntungan dalam bentuk mata uang konvensional dari modal awal US$55 juta menjadi US$283 juta dalam sebulan.

Namun, tak ada informasi yang jelas mengenai pedagang atau subjek tersebut, apakah berbentuk kelompok atau perseorangan. Satu-satunya informasi yang muncul adalah subjek ini memiliki dompet virtual dengan kode identifikasi 0x00A651D43B6e209F5Ada45A35F92EFC0De3A5184.

Subjek tersebut baru-baru ini terekam pernah melakukan unggahan di akun Instagram @eth.co.id pada 11 Juni lalu. Menggunakan Bahasa Indonesia, subjek tersebut mengaku bahwa laba yang diperolehnya dari Ether telah mencapai 413% sejak awal tahun. Akun tersebut merupakan akun dari Komunitas Ethereum Indonesia.

"Banyak yang private message saya untuk tanya seberapa banyak Ether yang saya miliki. Sesuatu hal kerennya Ethereum adalah, semua Wallet di seluruh dunia transparan dan terbuka untuk semua orang lihat. Dan ini adalah tabungan dompet saya," tulis akun itu, sembari menunjukkan tautan untuk melihat jumlah tabungan Ethernya.

Unggahan di media sosial tersebut menjadi salah satu gambaran bagaimana tren mata uang virtual tak lagi dikuasai oleh Bitcoin saja.
Adapun nilai kapitalisasi pasar mata uang virtual (cryptocurrency) yang meliputi Bitcoin dan Ether pada 6 Juni 2017 terekam pernah melonjak hingga lebih dari US$100 miliar, atau mendekati nilai kapitalisasi pasar McDonald's Corp.

Namun, kalau saya dan mungkin sebagian besar orang di Indonesia. Jangankan uang digital, uang asli dan nyata saja mungkin sulit diinvestasikan. Maklum saja, kebutuhan hidup orang Indonesia masih menempatkan investasi sebagai pilihan ke sekian.

So silahkan menikmati uang, asal jangan men-Tuhankan uang!

Comments

Popular posts from this blog

A Story of Puang Oca & Edi Sabara Mangga Barani

Mantan Wakapolri M. Jusuf Mangga Barani mengaku serius menekuni bisnis kuliner, setelah pensiun dari institusi kepolisian pada awal 2011 silam. Keseriusan itu ditunjukan dengan membuka rumah makan seafood Puang Oca pertama di Jakarta yang terletak di Jalan Gelora Senayan, Jakarta. "Saya ini kan hobi masak sebelum masuk kepolisian. Jadi ini menyalurkan hobi, sekaligus untuk silaturahmi dengan banyak orang. Kebetulan ini ada tempat strategis," katanya 7 Desember 2011. Rumah makan Puang Oca Jakarta ini merupakan cabang dari restoran serupa yang sudah dibuka di Surabaya. Manggabarani mengatakan pada prinsinya, sebagai orang Makassar, darah sebagai saudagar Bugis sangat kental, sehingga dia lebih memilih aktif di bisnis kuliner setelah purna tugas di kepolisian. Rumah makan Puang Oca ini menawarkan menu makanan laut khas Makassar, namun dengan cita rasa Indonesia. Menurut Manggabarani, kepiting, udang dan jenis ikan lainnya juga didatangkan langsung dari Makassar untuk menjamin ke...

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

BERDIRI menelepon di pintu pagar markasnya, rumah tipe 36 di Kaveling DKI Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Umar Ohoitenan Kei, 33 tahun, tampak gelisah. Pembicaraan terkesan keras. Menutup telepon, ia lalu menghardik, “Hei! Kenapa anak-anak belum berangkat?” Hampir setengah jam kemudian, pada sekitar pukul 09.00, pertengahan Oktober lalu itu, satu per satu pemuda berbadan gelap datang. Tempat itu mulai meriah. Rumah yang disebut mes tersebut dipimpin Hasan Basri, lelaki berkulit legam berkepala plontos. Usianya 40, beratnya sekitar 90 kilogram. Teh beraroma kayu manis langsung direbus-bukan diseduh-dan kopi rasa jahe segera disajikan. Hasan mengawali hari dengan membaca dokumen perincian utang yang harus mereka tagih hari itu. Entah apa sebabnya, tiba-tiba Hasan membentak pemuda pembawa dokumen. Yang dibentak tak menjawab, malah melengos dan masuk ke ruang dalam.Umar Kei, 33 tahun, nama kondang Umar, tampak terkejut. Tapi hanya sedetik, setelah itu terbahak. Dia tertawa sampai ...

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Saya paling suka cerita dan film tentang thriller, mirip mobster, yakuza, mafia dll. Di Indonesia juga ada yang menarik rasa penasaran seperti laporan Tempo 15 November 2010 yang berjudul GENG REMAN VAN JAKARTA. >(http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/11/15/INT/mbm.20101115.INT135105.id.html) TANGANNYA menahan tusukan golok di perut. Ibu jarinya nyaris putus. Lima bacokan telah melukai kepalanya. Darah bercucuran di sekujur tubuh. "Saya lari ke atas," kata Logo Vallenberg, pria 38 tahun asal Timor, mengenang pertikaian melawan geng preman atau geng reman lawannya, di sekitar Bumi Serpong Damai, Banten, April lalu. "Anak buah saya berkumpul di lantai tiga." Pagi itu, Logo dan delapan anak buahnya menjaga kantor Koperasi Bosar Jaya, Ruko Golden Boulevard, BSD City, Banten. Mereka disewa pemilik koperasi, Burhanuddin Harahap. Mendapat warisan dari ayahnya, Baharudin Harahap, ia menguasai puluhan koperasi di berbagai kota, seperti Bandung, Semaran...