Bola 9
Billiard atau bola sodok bagi sebagian orang merupakan permainan yang lebih seru dari bola-bola lainnya. Jujur saja, saya lebih paham soal sodok menyodok dari pada aturan main billiard.
Semasa sekolah, perkenalan dengan meja 9 feet yang ada stik dan bola warna-warni itu benar-benar hanya dalam rangka menemani teman-teman yang rada gila dan mabuk abis diputusin pacar atau pesiar keluar asrama.
Permainannya sih bagi saya gak terlalu menarik dan kurang menantang seperti si mbak yang jaga mejanya. Hanya saya kadang saya jadi berpikir ngapain juga nungguin orang main kalau gak dapat uang dan pengalaman.
Teman saya punya cerita dan skenario menarik untuk permainan bola 9 yang katanya lebih seru dari bola 15. Karanglah satu cerita, pilih siapa bola putih (cue ball), kasih target (bola 9).
Mainkan saja dengan sederhana cari pantulan bola urutan terkecil sesuai irama permainan. Coba hitung saja sendiri deviasi dari sudut pantul dan kemungkinan sasaran terbidik.
Saya kadang memainkan skenario bola 9 dan memang mau di berbagai arena lakon tersebut lumayan sukses. Mungkin itu kali kenapa Don Corleone bersama cerita satu keluarganya menjadi inspirasi bagi petualang-petualang.
Rancangan agitasi, infiltrasi, orasi dan provokasi (atau sering disebut kompor cawang) jadi hal yang biasa. Sukses jadi standar bagi yang mengimplementasikannya, tapi cemohan dan caci maki jadi ekses yang terus terang tidak akan pernah menyehatkan jiwa.
Padahal aksi tipu-tipu penuh plan A,B,C… mirip Ocean 11 yang dibintangi George Clooney, beda tipis dengan kelakuan orang kita… (kita? Elo aja kali….)
Tengok saja, jejalin komunikasi lintas partai yang dilakukan orang-orang yang ditokohkan oleh TV kita. Mereka seperti tak rela kelucuannya direbut geng Eko Patrio dkk.
Mau ngomong apapun, ciri politikus sejati memang tak pernah pasti arahannya. Selalu tik-tok.. pantulin ke sana ke mari. Kalau apes.. minimal masuk lubang aja deh.
Ah sudahlah.. bola 9 saya sudah masuk lubang tuh……..
Comments