Skip to main content

Berlusconi, Invisible hand, Investor sepak bola




Di era globalisasi, sepak bola tak lepas dari skema pasar bebas. Arus modal dan pemain tak lagi dikungkung dengan batas-batas negara.

Namun jangan memaksa semua ide globalisasi sepak bola kepada Sandro Rosell. Sepak bola tak sekedar bicara uang. Ada rasa kebanggaan, perasaan, dan tentunya identitas yang kuat bagi sang Presiden klub Barcelona-Spanyol tersebut.

Pekan ini, Rosell meneriakkan keprihatinan terhadap tren kepemilikan investor asing di sejumlah klub sepak bola terkemuka dunia, seperti di liga Inggris dan Prancis.

"Barcelona bukanlah sebuah bisnis, ini soal perasaan. Kami tidak dimiliki oleh siapa pun. Kami tidak mempunyai klien. Selama saya jadi presiden, Barcelona tak akan dan tak pernah dijual," kata Rosell seperti dikutip Daily Mail.

Di Spanyol, Rosell tak sendirian. Dua bulan lalu, Presiden klub Real Madrid Florentino Perez bersuara lantang terhadap kepemilikan investor asing dan menolak aksi akuisisi paksa (hostile takeover).

"Miliuner akan datang seperti di Inggris dan Prancis, dan adanya dukungan dari para anggota pemilik saham, mereka akan menguasai klub ini. Itu bikin khawatir dan kami akan mengubah status dan menjaga hal tersebut tak terjadi," kata Perez seperti dilansir Bloomberg.

Presiden FIFA Sepp Blatter juga ikut bicara. Blatter yang baru menjadi anggota kehormatan Real Madrid, menilai cara-cara akuisisi investor itu harus dicermati.

"Ada sejumlah organisasi yang tidak transparan, banyak dari mereka bermarkas di Karibia, Kepulauan Virgin, Inggris, Gibraltar, dan Kepulauan Cayman. Ini merupakan masalah sangat sulit dan kami memerlukan bantuan badan yudisial di semua negara untuk menanganinya."

Real Madrid dan Barcelona punya kesamaan dari sisi kepemilikan. Jika Madrid memiliki 90.000 pemilik saham, Barcelona mempunyai 180.000 kepemilikan individu yang punya wewenang memilih presiden dan direktur klub untuk masa 4 tahun.

Rosell dan Perez sebenarnya bukan membenci pasar bebas di dalam sepak bola. Mereka sadar benar olah raga terpopuler di bumi itu tetap membutuhkan modal sebagai pelumas. Sponsor dan kontrak besar juga menjadi kunci kesuksesan.

Madrid memiliki daftar kontrak sponsor dan iklan yang panjang, mulai dari Coca Cola di Amerika Latin hingga produk kacang Indonesia. Barcelona pun menerima fulus sponsor yang tak sedikit.
Pada September 2011, Rosell mendapatkan persetujuan untuk melanjutkan kerja sama dengan Qatar Foundation dengan nilai 171 juta euro sejak 2010 hingga 2015.

Namun, persetujuan itu taklah mudah diteken Rosell. Dari 809 para pemilik suara yang terdaftar hadir di rapat pemegang saham, Rosell didukung 697 suara, 76 menentang dan 36 tak menyatakan pendapat agar Qatar Foundation tertera di kostum Lionel Messi dkk.

Klub yang berusia lebih dari 100 tahun itu memang baru 2010 menggunakan logo sponsor di kostum pemain.
Bagi klub-klub kecil di La Liga, Barcelona dan Real Madrid boleh saja teriak soal anti investor asing karena keduanya klub kaya. Bagi Levante, Real Betis dan kawan-kawan, aliran modal asing itu bak oase di padang pasir.

Sudah bukan rahasia, klub-klub di Spanyol tak seperti di Inggris dan Italia yang sedikit lebih adil dari sisi pembagian hak siar televisi. Tak heran, klub seperti Malaga Club de Futbol langsung jadi sasaran investor asing.

Malaga dimiliki miliuner Qatar bernama Sheikh Abdullah bin Nasser bin Abdullah Al Ahmed Al Thani yang pada Juni 2010 membeli kepemilikan klub dari Lorenzo Sanz (mantan presiden Real Madrid) dengan nilai akuisisi 36 juta euro.

Sheik Abdullah Al Thani seakan ingin menyaingi Qatar Investment Authority yag membeli Paris Saint-Germain pada Mei 2011, dan ingin sukses seperti Sheikh Mansour Bin Zayed Al Nahyan, pemilik Manchester City.

Kondisi yang terjadi di Spanyol pun nyaris sama dengan di Italia. Mayoritas klub adalah dimiliki pengusaha lokal yang memang secara tradisional lebih diterima para fan dan tentu pemerintah setempat. Tapi itu masa lampau.

Klub ibu kota Italia, AS Roma menjadi tim pertama di Italia yang dikuasai grup investor Amerika Serikat yang berbasis di Boston pimpinan Thomas DiBenedetto. Sang taipan juga salah satu mitra utama John W. Henry yang memiliki klub bisbol Boston Red Sox dan klub Inggris Liverpool.

Tak tanggung-tanggung DiBenedetto menarik eks bintang Barcelona Luis Enrique menjadi pelatih dan striker mungil Bojan Krkic mendampingi pangeran Roma, Francesco Totti. Hasilnya? i Giallorossi masih belum jua di puncak klasemen Serie-A.

Kini, AC Milan dikabarkan juga siap bersanding dengan investor asing. Faktor Silvio Berlusconi dan kondisi keuangan memprihatinkan yang dialami Fininvest, membuat AC Milan jadi incar miliuner Rusia dan Timur Tengah.

Apalagi Berlusconi dan partai Forza Italia kini tengah limbung di peta politik Negeri Pisa tersebut. Ekonomi Italia yang terkena krisis utang luar negeri bisa menjadi katalis. Dan sepak bola ternyata memang tak bisa dipisahkan dari invisible hand mekanisme pasar bebas.
(fahmi.achmad@bisnis.co.id)

Comments

SUSAN GARCIA said…
Sungguh menakjubkan ketika saya berpikir bahwa semuanya sudah selesai dengan saya, nama saya susan garcia, dari phillipine, Bu KARINA ROLAND datang untuk menyelamatkan hidup saya. Saya sangat berhutang budi sampai orang-orang yang saya pinjam dari geng itu melawan saya dan kemudian menangkap saya karena hutang saya. ditahan selama berbulan-bulan masa lomba diberikan kepada saya ketika saya dipulangkan dan dibebaskan untuk pergi dan menghasilkan uang untuk melunasi semua hutang yang saya terima jadi saya diberitahu bahwa ada pemberi pinjaman online yang sah jadi saya harus mencari melalui blog saya ditipu sebelumnya tetapi ketika saya menemukan KARINA ELENA ROLAND LOAN COMPANY, Tuhan mengarahkan saya ke iklannya di sebuah blog karena ketertarikan saya pada iklan itu benar-benar sebuah keajaiban mungkin karena Tuhan telah melihat bahwa saya memiliki banyak penderitaan, itulah mengapa dia mengarahkan saya kepadanya. Jadi saya mengajukan permohonan dengan antusias setelah beberapa jam pinjaman saya disetujui oleh Dewan dan dalam 24 jam saya dikreditkan dengan jumlah persis yang saya maksudkan untuk semua ini tanpa jaminan tambahan Pinjaman Pribadi karena saya berbicara dengan Anda sekarang saya bisa melunasi semua hutang Saya dan sekarang saya memiliki supermarket sendiri, saya tidak membutuhkan bantuan orang lain sebelum saya memberi makan atau mengambil keuangan, apapun keputusan saya tidak ada urusan dengan Polisi, saya sekarang seorang wanita mandiri. Anda ingin merasakan kemandirian finansial seperti saya, silakan hubungi Ibu melalui email perusahaan: (karinarolandloancompany@gmail.com) atau whatsapp +15857083478 Anda tidak dapat memperdebatkan fakta bahwa di dunia yang sulit ini Anda membutuhkan seseorang untuk membantu Anda mengatasi perputaran keuangan di hidup dalam satu atau lain cara, maka saya memberikan amanat untuk mencoba dan menghubungi Ibu KARINA ROLAND di alamat di atas agar Anda dapat mengatasi kemerosotan finansial dalam hidup Anda. Anda dapat menghubungi saya melalui email berikut: (garciasusan113@gmail.com)) Selalu bersikap positif dengan Ibu KARINA ROLAND dia akan membantu Anda melalui semua tantangan keuangan Anda dan kemudian memberi Anda tampilan keuangan baru dan kebebasan untuk mengatasi semua kekhawatiran Anda.

Popular posts from this blog

A Story of Puang Oca & Edi Sabara Mangga Barani

Mantan Wakapolri M. Jusuf Mangga Barani mengaku serius menekuni bisnis kuliner, setelah pensiun dari institusi kepolisian pada awal 2011 silam. Keseriusan itu ditunjukan dengan membuka rumah makan seafood Puang Oca pertama di Jakarta yang terletak di Jalan Gelora Senayan, Jakarta. "Saya ini kan hobi masak sebelum masuk kepolisian. Jadi ini menyalurkan hobi, sekaligus untuk silaturahmi dengan banyak orang. Kebetulan ini ada tempat strategis," katanya 7 Desember 2011. Rumah makan Puang Oca Jakarta ini merupakan cabang dari restoran serupa yang sudah dibuka di Surabaya. Manggabarani mengatakan pada prinsinya, sebagai orang Makassar, darah sebagai saudagar Bugis sangat kental, sehingga dia lebih memilih aktif di bisnis kuliner setelah purna tugas di kepolisian. Rumah makan Puang Oca ini menawarkan menu makanan laut khas Makassar, namun dengan cita rasa Indonesia. Menurut Manggabarani, kepiting, udang dan jenis ikan lainnya juga didatangkan langsung dari Makassar untuk menjamin ke...

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

BERDIRI menelepon di pintu pagar markasnya, rumah tipe 36 di Kaveling DKI Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Umar Ohoitenan Kei, 33 tahun, tampak gelisah. Pembicaraan terkesan keras. Menutup telepon, ia lalu menghardik, “Hei! Kenapa anak-anak belum berangkat?” Hampir setengah jam kemudian, pada sekitar pukul 09.00, pertengahan Oktober lalu itu, satu per satu pemuda berbadan gelap datang. Tempat itu mulai meriah. Rumah yang disebut mes tersebut dipimpin Hasan Basri, lelaki berkulit legam berkepala plontos. Usianya 40, beratnya sekitar 90 kilogram. Teh beraroma kayu manis langsung direbus-bukan diseduh-dan kopi rasa jahe segera disajikan. Hasan mengawali hari dengan membaca dokumen perincian utang yang harus mereka tagih hari itu. Entah apa sebabnya, tiba-tiba Hasan membentak pemuda pembawa dokumen. Yang dibentak tak menjawab, malah melengos dan masuk ke ruang dalam.Umar Kei, 33 tahun, nama kondang Umar, tampak terkejut. Tapi hanya sedetik, setelah itu terbahak. Dia tertawa sampai ...

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Saya paling suka cerita dan film tentang thriller, mirip mobster, yakuza, mafia dll. Di Indonesia juga ada yang menarik rasa penasaran seperti laporan Tempo 15 November 2010 yang berjudul GENG REMAN VAN JAKARTA. >(http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/11/15/INT/mbm.20101115.INT135105.id.html) TANGANNYA menahan tusukan golok di perut. Ibu jarinya nyaris putus. Lima bacokan telah melukai kepalanya. Darah bercucuran di sekujur tubuh. "Saya lari ke atas," kata Logo Vallenberg, pria 38 tahun asal Timor, mengenang pertikaian melawan geng preman atau geng reman lawannya, di sekitar Bumi Serpong Damai, Banten, April lalu. "Anak buah saya berkumpul di lantai tiga." Pagi itu, Logo dan delapan anak buahnya menjaga kantor Koperasi Bosar Jaya, Ruko Golden Boulevard, BSD City, Banten. Mereka disewa pemilik koperasi, Burhanuddin Harahap. Mendapat warisan dari ayahnya, Baharudin Harahap, ia menguasai puluhan koperasi di berbagai kota, seperti Bandung, Semaran...