Yield dan NAB Reksa Dana per akhir Agustus 2011
Total nilai aktiva bersih reksa dana sejak awal tahun hingga akhir Agustus 2011 akhirnya menembus Rp180,87 triliun atau bertambah hingga Rp23,18 triliun dari posisi Juli 2011, yaitu Rp157,69 triliun.
Statistik Pasar Modal per pekan pertama September 2011 menunjukkan reksa dana saham berkontribusi terbesar terhadap kenaikan dana kelolaan, yaitu Rp58,28 triliun (32,2%) disusul oleh reksa dana terproteksi Rp42,23 triliun (23,3%), pendapatan tetap (19,3%), dan jenis reksa dana campuran Rp32,94 triliun (18,2%).
Dari empat reksa dana itu, jenis reksa dana campuran membukukan pertambahan nilai aktiva bersih terbesar yakni dari Rp20,13 triliun per Juli 2011 menjadi Rp32,94 triliun per Agustus 2011.
Reksa dana saham hanya bertambah Rp2,27 triliun, sedangkan reksa dana pendapatan tetap bertambah Rp8,83 triliun.
Pertumbuhan nilai aktiva bersih (NAB) itu didorong oleh penambahan unit reksa dana dari 84,79 miliar unit per Juli 2011 menjadi Rp86,84 miliar unit reksa dana per Agustus 2011. Penambahan unit ini mencerminkan pembelian baru atas unit reksa dana terjadi pada bulan lalu.
Namun, data Statistik Pasar Modal 2011 itu berbeda dengan data situs Bapepam-LK yang menunjukan total nilai aktiva bersih reksa dana per akhir Agustus 2011 mencapai Rp174,24 triliun.
Data itu juga berbeda dengan hitungan PT Infovesta Utama yang mencatat total NAB reksa dana per Agustus 2011 mencapai Rp153,69 triliun.
Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia Abiprayadi Riyanto mengatakan pertumbuhan dana kelolaan yang signifikan tersebut menunjukkan industri reksa dana tumbuh pesat dari tahun ke tahun.
Pertumbuhan tersebut juga mengindikasikan kenaikan aset sebesar 20%-25% per tahun.
“Apabila dana kelolaan industri reksa dana ini bisa bertahan pada level Rp180 triliun, hal itu bagus. Dana kelolaan berarti tumbuh 20%-25% dibandingkan dengan tahun lalu,” katanya kemarin.
Direktur Pemasaran PT Ciptadana Asset Management Paula Rianty Komarudin menilai pertumbuhan dana kelolaan industri reksa dana didorong pula oleh penurunan indeks harga saham gabungan pada awal bulan lalu.
“Investor reksa dana semakin dewasa, mereka tahu timing. Jadi, ketika indeks jatuh pada awal bulan lalu terjadi banyak pembelian baru,” kata Paula.
Dia mengatakan pihaknya memandang reksa dana saham masih menjadi pilihan yang tepat bagi investor bersama dengan jenis reksa dana campuran pada semester kedua tahun ini.
Dari sisi indeks harga saham gabungan, Bloomberg mencatat per 28 Juli 2011-12 September 2011 posisi indeks terkoreksi 6,99% dari 4.145,82 menjadi 3.874,78.
Analis riset reksa dana Infovesta Utama Rudiyanto menilai pertumbuhan dana kelolaan reksa dana per Agustus yang signifikan tersebut berbeda dengan data yang dimiliki oleh Infovesta.
Dia menilai pertumbuhan dana kelolaan pada bulan lalu semata-mata didorong oleh pertumbuhan reksa dana jenis penyertaan terbatas (RDPT) yang mencapai Rp20 triliun.
Data Infovesta menunjukkan NAB reksa dana per Agustus 2011 mencapai Rp153,69 triliun dari Juli 2011, yaitu Rp152,02 triliun. Jika diakumulasikan dengan RDPT total, NAB per Agustus tersebut mencapai Rp174,78 trilun.
Namun, di luar perbedaaan data tersebut, Rudiyanto menilai imbal hasil reksa dana pendapatan tetap cukup memberikan imbal hasil positif dibandingkan dengan saham.
Imbal hasil reksa dana pendapatan tetap pada level sekitar 7%, seiring dengan imbal hasil dari surat utang negara.
Comments