Akbar Tanjung di Tidore
Mantan Ketua DPR RI, Ir. Akbar Tanjung, Rabu (13/6) hingga Kamis (14/6), mengunjungi Kota Tidore Kepulauan.
Akbar yang didampingi Walikota Ternate H. Burhan Abdurahman dan mantan Sekjen PB. HMI yang juga Ketua DPP KNPI Versi Ancol, Achmad Doli Kurnia Tanjung, tiba di Pelabuhan Rum Tidore Rabu sore sekitar pukul 15.00 Wit disambut Walikota Tidore Drs. H. Achmad Mahifa dan Ketua DPRD Baharuddin M. Alimudin disertai upacara adat Joko Kaha.
Selanjutnya Akbar dan rombongan menuju kediaman Walikota Drs. H. Achmad Mahifa di Kelurahan Goto untuk dijamu.
Kunjungan mantan menteri dan mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar ke Tidore ini guna memenuhi undangan HMI Cabang Tidore dalam kegiatan Latihan Kader Kepemimpinan II atau Intermediate Training HMI Tingkat Nasional yang berlangsung di Aula Sultan Nuku Kantor Walikota Tidore Kepulauan.
Akbar Tanjung pada pukul 20.30 Wit malam tadi memberikan kuliah umum dihadapan pejabat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, mahasiswa, kader HMI, KAHMI dan undangan lainnya dengan tema Optimalisasi Kompetensi HMI, Upaya Penguatan Moralitas Kader Mewujudkan Indonesia yang Bermartabat.
Sebelumnya dihadapan Walikota Tidore, Walikota Ternate, kader dan Alumni HMI di kediaman walikota Tidore Kelurahan Goto, Ir. Akbar Tanjung yang juga tokoh nasional ini menegaskan bahwa Kota Tidore dan Kota Ternate sebagai daerah kesultanan memiliki posisi strategis serta berperan penting dalam sejarah perjuangan bangsa.
Untuk itu Akbar meminta keluarga besar HMI untuk ikut mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan sektor pembangunan lainnya di Tidore dan Ternate.
Akbar menjelaskan khusus Kota Tidore, yang berdasarkan catatan sejarah telah berusia 903 tahun, memiliki kesultanan di zaman itu yang sangat terbuka terhadap kelompok agama minoritas dan kekuatan lainnya.
Akbar bahkan menceriterakan secara detail kedatangan dua orang penginjil dari Eropa bernama Ottow dan Geissler ketika ingin menyebar agama Kristen di Papua yang saat itu derada dibawah kesultanan Tidore, mendapat restu dari Suiltan Tidore yang beragama Islam, sehingga sampai saat ini agama Kristen berkembang luas di wilayah Papua.
“Hal ini menunjukan bahwa Sultan Tidore amat terbuka terhadap perkembangan dan kemampuan komunikasi dengan kekuatan lain di dunia. Dengan demikian Tidore ini memiliki sejarah yang cukup panjang,” beber Akbar.
Comments