Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2025

7 Juta Investor Saham, Tapi Kok Bursa Masih Amburadul?

Pasar modal Indonesia tampaknya sedang mengalami drama besar . Di satu sisi, jumlah investor terus melejit. Hingga Mei 2025, sudah lebih dari 16 juta orang yang tercatat sebagai investor pasar modal, dan sekitar 7 juta di antaranya adalah investor saham. Angka yang fantastis! Tapi tunggu dulu—jangan buru-buru senang. Fakta pahitnya, pasar kita belum benar-benar sehat . Di balik lonjakan jumlah investor, kualitas aktivitas perdagangan masih jauh dari kata ideal. Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) per Mei 2025 hanya Rp12,9 triliun—di bawah target Rp13,5 triliun. Ini menandakan bahwa meski banyak yang ikut main, mesinnya belum jalan optimal . Lebih mengejutkan lagi, 70% saham di BEI malah jarang disentuh investor . Transaksi minim, spread harga jual dan beli terlalu lebar. Akibatnya? Likuiditas rendah dan harga saham sulit terbentuk secara efisien. Investor yang niat cuan bisa-bisa malah frustasi duluan. Liquidity Provider: Harapan Baru? Untungnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) d...

Jetstar Asia Pamit: Akhir Era Tiket Murah Intra-Asia

Tepat 31 Juli 2025 mendatang, langit Asia Tenggara akan kehilangan satu suara yang familiar: deru mesin Airbus A320 bermerek Jetstar Asia. Maskapai berbiaya rendah asal Singapura ini mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan seluruh operasinya secara permanen, menandai berakhirnya perjalanan 21 tahun mereka menjelajahi rute-rute regional di Asia Tenggara. Pengumuman itu datang bukan dari kabin pilot, tapi dari markas besar Qantas Group di Australia, pemilik utama jaringan Jetstar. Jetstar Asia bukan hanya sekadar maskapai murah—bagi banyak pelancong Indonesia, ia adalah tiket menuju petualangan murah meriah ke Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok, bahkan Jepang. Kini, cerita itu akan menjadi bagian dari masa lalu. Dari Harapan Jadi Penghematan Jetstar Asia memulai operasinya pada tahun 2004, menyasar pasar yang waktu itu belum terlalu ramai: pelancong muda yang ingin menjelajah Asia Tenggara tanpa membuat kantong bolong. Dengan konsep low-cost carrier (LCC) yang agresif, Jetstar menjadi p...

Diskon Tiket & Fakta Mengejutkan di Balik Stimulus Rp940 M!

Stimulus fiskal kembali digelontorkan pemerintah. Kali ini, sektor transportasi menjadi fokus kebijakan menjelang libur sekolah pertengahan tahun. Tiket pesawat, kapal laut, kereta api hingga penyeberangan diberikan potongan harga signifikan.  Nilai total insentif ini mencapai Rp940 miliar. Pemerintah berharap, potongan harga ini menggairahkan mobilitas masyarakat, mendongkrak konsumsi, dan pada akhirnya menggerakkan perekonomian. Kita menilai bahwa langkah ini memang akan berdampak positif, namun hanya dalam jangka pendek. Jika stimulus dihentikan, potensi pertumbuhan konsumsi dapat kembali turun. Apalagi, data menunjukkan bahwa sektor transportasi barang belum menunjukkan perbaikan berarti. Ini menjadi sinyal bahwa strategi fiskal seperti ini belum menyentuh akar masalah di sektor transportasi nasional. Konsumsi Meningkat, Barang Tertekan Angka BPS menunjukkan bahwa pada April 2025 jumlah penumpang meningkat di semua moda transportasi dibanding bulan sebelumnya. Penumpang pesawat...

Sistem Co-payment & Beban Baru Asuransi Kesehatan

Mulai 1 Januari 2026, pemegang polis asuransi kesehatan akan menghadapi aturan baru yang mewajibkan pembayaran bersama (co-payment) dalam layanan kesehatan. Berdasarkan kebijakan yang diterbitkan otoritas, setiap peserta asuransi wajib menanggung 10% dari biaya perawatan yang dijamin polis, dengan batas tertentu. Kebijakan ini, menurut kita, perlu ditinjau secara cermat karena menyangkut akses, keadilan, dan keberlanjutan sistem perlindungan kesehatan nasional. Kita memahami bahwa biaya kesehatan terus meningkat, dan inflasi medis menjadi tantangan nyata bagi industri asuransi. Perusahaan asuransi tak dapat selamanya menanggung seluruh risiko tanpa berdampak pada kelangsungan usaha dan premi yang dibebankan ke masyarakat. Namun, menimpakan sebagian biaya tersebut kepada peserta, terutama tanpa kajian matang terhadap kondisi ekonomi sebagian besar pemegang polis, berisiko memperlemah tujuan dasar asuransi: melindungi ketika risiko benar-benar terjadi. Co-payment bukan sekadar kebijakan ...

Industri Sawit: Kuat di Tengah Tantangan

Industri kelapa sawit nasional kembali menunjukkan ketangguhannya di tengah tekanan eksternal dan perubahan regulasi dalam negeri. Kinerja impresif sejumlah emiten di kuartal I/2025 dan proyeksi pertumbuhan hingga akhir tahun menegaskan bahwa sektor ini tetap menjadi andalan dalam perekonomian nasional—baik sebagai sumber devisa ekspor maupun penyerap tenaga kerja. Pertumbuhan pendapatan dan laba bersih para emiten sawit bukan sekadar angka. Ini cerminan dari kekuatan struktural yang dimiliki industri ini: efisiensi operasional yang meningkat, ekspansi hilirisasi yang agresif, serta kemampuan adaptasi terhadap fluktuasi harga global. Meski harga crude palm oil (CPO) sempat melandai ke kisaran 3.800 ringgit per ton dari posisi awal tahun 4.200 ringgit per ton, analis tetap optimistis harga akan bertahan stabil di rentang 4.100–4.200 ringgit per ton. Bahkan sejumlah pelaku industri melihat potensi penguatan di semester II, ditopang oleh implementasi kebijakan biodiesel B40 dan terbatas...