Premi kendaraan jadi andalan baru asuransi
Segmen kendaraan bermotor mendominasi perolehan premi bruto industri asuransi umum dengan kontribusi 31,29% dari keseluruhan premi per kuartal III/ 2011, menggeser dominasi perlindungan properti
Dari data yang dirilis Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), total perolehan premi asuransi umum nasional hingga periode tersebut mencapai Rp23,7 triliun atau naik16,1% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp20,43 triliun.
Dari perolehan premi tersebut, segmen asuransi kendaraan bermotor menyumbang Rp7,43 triliun. Sementara itu, premi dari sektor properti berkontribusi sebesar Rp6,58 triliun.
Segmen properti hingga akhir semester I/ 2011 masih tercatat menjadi lini usaha yang membukukan perolehan premi tertinggi.
Secara industri, perolehan premi dari lini usaha kendaraan bermotor tumbuh 14,4% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp6,49 triliun.
Kepala Bidang Statistik AAUI Budi Herawan mengatakan kemudahan orang dalam mendapatkan kredit menjadi penyebab tingginya penjualan kendaraan bermotor yang berdampak pada naiknya polis asuransi kendaraan bermotor.
Dia menyebutkan beberapa pemain medium dalam bisnis asuransi kendaraan bermotor bahkan mencatatkan pertumbuhan premi lini usaha tersebut hingga lebih dari 200%.
"Tahun ini banyak muncul jenis kendaraan baru, bahkan sampai inden. Kami memperkirakan pertumbuhan itu [premi asuransi] akan tetap berlangsung pada tahun depan. Itu tidak hanya membawa dampak positif untuk asuransi kendaraan bermotor, tetapi juga properti dan kargo," ujarnya 15 Desember 2011.
Berdasarkan catatan AAUI, beberapa perusahaan yang mencatatkan pertumbuhan premi asuransi kendaraan bermotor secara signifikan antara lain PT Asuransi Sinar Mas yang tumbuh 38,42% dari Rp570,67 miliar menjadi Rp759,95 miliar.
Selain itu, PT Adira Dinamika Insurance juga mencatatkan tumbuh 32,91% dari Rp549,91 miliar menjadi Rp730,90 miliar, dan PT Asuransi Central Asia tumbuh 26,78% dari Rp460,47 miliar menjadi Rp583,81 miliar.
Namun, lini usaha kendaraan bermotor tercatat juga memberikan kontribusi tertinggi hingga 36% terhadap total pembayaran klaim industri. Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, klaim mencapai Rp3,20 triliun umbuh 11% dari Rp2,87 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Akan tetapi, secara total AAUI mencatat klaim bruto hingga akhir September 2011 mengalami penurunan 13% menjadi Rp8,7 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp10,09 triliun.
Penurunan tersebut terutama disebabkan berkurangnya klaim pada lini usaha asuransi properti sebesar 19% dari Rp2,98 triliun pada akhir kuartal III/2010 menjadi Rp2,40 triliun pada akhir September 2011.
"Tahun lalu ada pembayaran klaim bencana alam di Padang. Pada tahun ini belum ada kejadian bencana besar yang memukul industri asuransi. Efek positifnya, pembayaran klaim pun ikut turun," lanjut Budi.
Budi menjelaskan angka-angka yang dipaparkan oleh AAUI di atas hanya mencakup perusahaan yang bergerak di bidang asuransi kerugian, tidak termasuk empat perusahaan asuransi dan pull asuransi gempa bumi PT Maipark Indonesia yang menjalankan praktek reasuransi.
Sementara itu Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Julian Noor memperkirakan total perolehan premi yang dapat dihimpun industri asuransi kerugian pada tahun ini dapat mencapai Rp34 triliun.
Comments