Menanti gocekan pamungkas Arifin
Oleh Fahmi Achmad
Banyak orang bilang sepakbola tak melulu di lapangan hijau. Adalah Arifin Panigoro, satu nama yang gigih menunjukkan perhatiannya terhadap perkembangan urusan sepak menyepak kulit bundar di Tanah Air.
Selama ini dia memang terkenal sebagai pengusaha sukses dan bukan rahasia pula kalau pemilik Meta Epsi Drilling Company (Medco) Group itu juga sangat peduli terhadap sepak bola.
Pekan ini, nama Arifin Panigoro masih menjadi pusat berita. Namun bukan hanya karena soal rencana merger Medco dengan Pertamina. Arifin sangat santer disebut-sebut akan menjadi pemilik baru Persebaya Surabaya.
Ada kabar Ketua Umum Saleh Ismail Mukadar beserta Ketua Harian Cholid Goromah pekan ini menemui Arifin sebagai calon investor baru. Rencananya, Arifin mengakuisisi 70% saham Bajul Ijo dan Saleh 10%. Sisanya tetap menjadi milik Pemkot Surabaya.
Kabar tersebut langsung menuai para fans pendukung tim Bajul Ijo dan para bonek yang tak ingin Green Force menjadi milik perorangan. Nuansa ikatan batin dan sejarah memang melekat di tim kesayangan kota Pahlawan tersebut.
Namun, penolakan tersebut setidaknya bukan karena nama Arifin. Mantan politisi PDIP tersebut bukan orang baru di dunia olahraga. Arifin kini juga menjadi ketua umum Persatuan Golf Indonesia hingga 2013.
Di dunia sepakbola, Arifin jelas bukan pula anak kemarin sore. Sejak 2006, lewat Medco Foundation, dia secara rutin menggelar Liga Medco (U-15) yang diharapkan menjadi candradimuka calon bintang lapangan hijau.
Dia nampaknya punya kegelisahan yang sama dengan mayoritas pemangku kepentingan sepakbola di Tanah Air. Isu pengaturan skor, jual beli pertandingan, mafia wasit, kekerasan di lapangan hingga tawuran antarsuporter menjadi keprihatinan bersama.
Bulan lalu, Arifin merilis Buku Putih Reformasi Sepak Bola Indonesia setebal 166 halaman sebagai wujud prakarsa Gerakan Reformasi Sepak Bola Nasional Indonesia (GRSNI).
Arifin bicara secara panjang lebar tentang pentingnya pembinaan usia muda dan pemanfaatkan teknologi untuk mencetak pemain-pemain hebat. Untuk yang satu itu, pria kelahiran Bandung tersebut pun sudah membuat langkah konkret dengan menyiapkan sebidang tanah untuk dijadikan tempat pembangunan akademi sepak bola.
Yayasan Pembangunan Olahraga Indonesia (YPOI) yang dibina Arifin, bahkan diajak Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI George Toisutta, untuk merintis pembangunan Sekolah Calon Bintara Sepak Bola TNI AD di Bandung Jawa Barat.
Gerakan pembaharuan juga terus dilakukan sang pengusaha tersebut. Dia menggalang Liga Primer Indonesia (LPI) bersama 15 klub yang diundang untuk mendengar pemaparan visi dan misinya pada pertengahan September.
Ide LPI menarik banyak minat penggiat sepakbola dan klub karena menawarkan solusi alternatif sumber dana selain meminta anggaran belanja dan pendapatan daerah. Soal dana memang selalu krusial di sepakbola.
Banyak pihak menilai Arifin tengah membidik kursi ketua umum PSSI yang kini dikuasai Nurdin Halid. Dan Arifin dalam sejumlah kesempatan pun tak membantah rencana strategis tersebut.
Namun apakah Arifin menjadi tokoh yang bisa mengangkat prestasi sepakbola Indonesia dari titik nadir dua dasawarsa terakhir? Wallahualam, silahkan anda menilainya.
(fahmi.achmad@bisnis.co.id)
Banyak orang bilang sepakbola tak melulu di lapangan hijau. Adalah Arifin Panigoro, satu nama yang gigih menunjukkan perhatiannya terhadap perkembangan urusan sepak menyepak kulit bundar di Tanah Air.
Selama ini dia memang terkenal sebagai pengusaha sukses dan bukan rahasia pula kalau pemilik Meta Epsi Drilling Company (Medco) Group itu juga sangat peduli terhadap sepak bola.
Pekan ini, nama Arifin Panigoro masih menjadi pusat berita. Namun bukan hanya karena soal rencana merger Medco dengan Pertamina. Arifin sangat santer disebut-sebut akan menjadi pemilik baru Persebaya Surabaya.
Ada kabar Ketua Umum Saleh Ismail Mukadar beserta Ketua Harian Cholid Goromah pekan ini menemui Arifin sebagai calon investor baru. Rencananya, Arifin mengakuisisi 70% saham Bajul Ijo dan Saleh 10%. Sisanya tetap menjadi milik Pemkot Surabaya.
Kabar tersebut langsung menuai para fans pendukung tim Bajul Ijo dan para bonek yang tak ingin Green Force menjadi milik perorangan. Nuansa ikatan batin dan sejarah memang melekat di tim kesayangan kota Pahlawan tersebut.
Namun, penolakan tersebut setidaknya bukan karena nama Arifin. Mantan politisi PDIP tersebut bukan orang baru di dunia olahraga. Arifin kini juga menjadi ketua umum Persatuan Golf Indonesia hingga 2013.
Di dunia sepakbola, Arifin jelas bukan pula anak kemarin sore. Sejak 2006, lewat Medco Foundation, dia secara rutin menggelar Liga Medco (U-15) yang diharapkan menjadi candradimuka calon bintang lapangan hijau.
Dia nampaknya punya kegelisahan yang sama dengan mayoritas pemangku kepentingan sepakbola di Tanah Air. Isu pengaturan skor, jual beli pertandingan, mafia wasit, kekerasan di lapangan hingga tawuran antarsuporter menjadi keprihatinan bersama.
Bulan lalu, Arifin merilis Buku Putih Reformasi Sepak Bola Indonesia setebal 166 halaman sebagai wujud prakarsa Gerakan Reformasi Sepak Bola Nasional Indonesia (GRSNI).
Arifin bicara secara panjang lebar tentang pentingnya pembinaan usia muda dan pemanfaatkan teknologi untuk mencetak pemain-pemain hebat. Untuk yang satu itu, pria kelahiran Bandung tersebut pun sudah membuat langkah konkret dengan menyiapkan sebidang tanah untuk dijadikan tempat pembangunan akademi sepak bola.
Yayasan Pembangunan Olahraga Indonesia (YPOI) yang dibina Arifin, bahkan diajak Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI George Toisutta, untuk merintis pembangunan Sekolah Calon Bintara Sepak Bola TNI AD di Bandung Jawa Barat.
Gerakan pembaharuan juga terus dilakukan sang pengusaha tersebut. Dia menggalang Liga Primer Indonesia (LPI) bersama 15 klub yang diundang untuk mendengar pemaparan visi dan misinya pada pertengahan September.
Ide LPI menarik banyak minat penggiat sepakbola dan klub karena menawarkan solusi alternatif sumber dana selain meminta anggaran belanja dan pendapatan daerah. Soal dana memang selalu krusial di sepakbola.
Banyak pihak menilai Arifin tengah membidik kursi ketua umum PSSI yang kini dikuasai Nurdin Halid. Dan Arifin dalam sejumlah kesempatan pun tak membantah rencana strategis tersebut.
Namun apakah Arifin menjadi tokoh yang bisa mengangkat prestasi sepakbola Indonesia dari titik nadir dua dasawarsa terakhir? Wallahualam, silahkan anda menilainya.
(fahmi.achmad@bisnis.co.id)
Comments