Skip to main content

Sudah Waktunya New Normal?

Ramadan dan Lebaran baru saja berlalu, ada harapan baru untuk hidup lebih baik. Meski demikian, pandemi covid ternyata belum ada tanda-tanda selesai.


Data terakhir menunjukkan jumlah orang yang positif terjangkit Covid-19 masih terus bertambah. 

Hingga 26 Mei 2020, Pemerintah mencatat adanya penambahan kasus baru positif sebanyak 415 orang, sehingga total pasien terkonfirmasi Covid-19 menjadi 23.165 kasus.

Selain itu, ada penambahan kasus meninggal dunia sebanyak 27 orang. Dengan demikian, hingga saat ini sudah ada 1.418 orang yang meninggal akibat virus SARS-CoV-2 di Indonesia. 

Di sisi lain, ada sebanyak 235 pasien dalam pengawasan, yang dinyatakan sembuh. Dengan begitu, total ada 5.877 pasien yang telah sembuh.
Angka-angka tersebut jelas belumlah menenangkan hati. 

Berbeda dengan negara lain yang grafisnya menurun, data-data di Indonesia masih menimbulkan kekhawatiran jika pemerintah nantinya mengarahkan masyarakat untuk segera ‘berdamai’ dengan kondisi ini.

Namun,  naluri manusia untuk mencari penghidupan diiringi rasa jenuh dan bosan yang menghebat membuat wacana pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menguat.

Dimulai dengan pelonggaran di sektor transportasi di mana orang-orang bisa keluar dari zona PSBB dengan sejumlah syarat tertentu. Kini, mal-mal di Jabodetabek telah bersiap untuk memenuhi stok mereka agar dapat segera beroperasi mulai 5 Juni atau 8 Juni.

Rencana pelaku swasta untuk kembali beraktivitas seiring dengan sikap Pemerintah yang menggaungkan wacana kenormalan baru. Bahkan, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan panduan protokol kesehatan bagi pekerja biasa maupun tenaga keamanan, dengan varian usia tertentu.

Protokol kenormalan baru itu dinilai sebagai upaya untuk menjaga aktivitas ekonomi agar tak terhenti sama sekali. Bahkan, kenormalan baru ini diharapkan dapat segera memulihkan kegiatan bisnis semua sektor usaha.

Mobilitas masyarakat yang tak lagi dikekang dan usaha sektor ritel yang menggeliat juga diharapkan turut mengerek aktivitas konsumsi masyarakat. Jika konsumsi rumah tangga meningkat, ekonomi nasional pun menggeliat. 

Walau demikian, pelaksanaan protokol kenormalan baru di tengah pandemi ini menghadapi tantangan berat dan tidak akan semudah itu untuk memulihkan konsumsi masyarakat. 

Selama wabah Covid-19 masih menyelinap di masyarakat dan belum terkendali, daya beli tetap akan tertahan karena masyarakat akan membatasi belanja pada kebutuhan primer. Adapun, belanja kebutuhan sekunder tetap tidak bisa mencapai kondisi puncak seperti sebelum pandemi. 

Sejumlah sektor usaha yang diprediksi bisa cepat mengikuti kondisi kenormalan baru ini antara lain sektor primer seperti kebutuhan sekunder. Sebaliknya, sektor sekunder—terutama kendaraan dan perangkat komunikasi—masih membutuhkan waktu untuk dapat kembali memikat konsumsi di tengah kenormalan baru.

Bagi pengusaha dan pekerja, kenormalan baru bisa berarti ada penyesuaian-penyesuaian tertentu dalam hubungan kerja. Fleksibilitas waktu kerja dan penggunaan ruang fisik yang minim pun bisa jadi opsi pengurang pendapatan pekerja.
Efektivitas dan efisiensi diharapkan tidak mengurangi produktivitas pekerja seperti yang diharapkan pengusaha.

Selain itu, perlu diingat, penyakit ini tidak akan begitu saja hilang. Kesadaran masyarakat menjadi sangat penting agar penyebaran virus tak lagi masif.

Kegiatan gerakan hidup bersih dan sehat, cuci tangan yang rajin dan penggunaan masker serta menjaga jarak haruslah terus digaungkan. Presiden Joko Widodo pun telah meminta TNI  dan Polri ada di setiap keramaian-keramaian untuk lebih mendisiplinkan masyarakat agar mengikuti protokol kesehatan.

Semua tentu ingin segera keluar dari kondisi pandemi ini. Membiasakan diri dengan kondisi baru adalah keniscayaan. Realitas baru yang normal dan abnormal haruslah dihadapi semua kalangan masyarakat. Ekonomi akan bergerak maju selama ada produktivitas, asalkan keamanan kesehatan tetap terjaga.

(EDITORIAL : Memilih Produktif dan Aman

 https://play.google.com/store/apps/details?id=bisnisindoneisa.epaper&hl=in)

Comments

Yaudah said…

AJOQQ menyediakan permainan poker,domino, bandarq, bandarpoker, aduq, sakong dan capsa :)
ayo segera bergabung bersama kami dan menangkan uang setiap harinya :)
AJOQQ juga menyediakan bonus rollingan sebanyak 0.3% dan bonus referal sebanyak 20% :)

Popular posts from this blog

A Story of Puang Oca & Edi Sabara Mangga Barani

Mantan Wakapolri M. Jusuf Mangga Barani mengaku serius menekuni bisnis kuliner, setelah pensiun dari institusi kepolisian pada awal 2011 silam. Keseriusan itu ditunjukan dengan membuka rumah makan seafood Puang Oca pertama di Jakarta yang terletak di Jalan Gelora Senayan, Jakarta. "Saya ini kan hobi masak sebelum masuk kepolisian. Jadi ini menyalurkan hobi, sekaligus untuk silaturahmi dengan banyak orang. Kebetulan ini ada tempat strategis," katanya 7 Desember 2011. Rumah makan Puang Oca Jakarta ini merupakan cabang dari restoran serupa yang sudah dibuka di Surabaya. Manggabarani mengatakan pada prinsinya, sebagai orang Makassar, darah sebagai saudagar Bugis sangat kental, sehingga dia lebih memilih aktif di bisnis kuliner setelah purna tugas di kepolisian. Rumah makan Puang Oca ini menawarkan menu makanan laut khas Makassar, namun dengan cita rasa Indonesia. Menurut Manggabarani, kepiting, udang dan jenis ikan lainnya juga didatangkan langsung dari Makassar untuk menjamin ke...

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

BERDIRI menelepon di pintu pagar markasnya, rumah tipe 36 di Kaveling DKI Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Umar Ohoitenan Kei, 33 tahun, tampak gelisah. Pembicaraan terkesan keras. Menutup telepon, ia lalu menghardik, “Hei! Kenapa anak-anak belum berangkat?” Hampir setengah jam kemudian, pada sekitar pukul 09.00, pertengahan Oktober lalu itu, satu per satu pemuda berbadan gelap datang. Tempat itu mulai meriah. Rumah yang disebut mes tersebut dipimpin Hasan Basri, lelaki berkulit legam berkepala plontos. Usianya 40, beratnya sekitar 90 kilogram. Teh beraroma kayu manis langsung direbus-bukan diseduh-dan kopi rasa jahe segera disajikan. Hasan mengawali hari dengan membaca dokumen perincian utang yang harus mereka tagih hari itu. Entah apa sebabnya, tiba-tiba Hasan membentak pemuda pembawa dokumen. Yang dibentak tak menjawab, malah melengos dan masuk ke ruang dalam.Umar Kei, 33 tahun, nama kondang Umar, tampak terkejut. Tapi hanya sedetik, setelah itu terbahak. Dia tertawa sampai ...

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Saya paling suka cerita dan film tentang thriller, mirip mobster, yakuza, mafia dll. Di Indonesia juga ada yang menarik rasa penasaran seperti laporan Tempo 15 November 2010 yang berjudul GENG REMAN VAN JAKARTA. >(http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/11/15/INT/mbm.20101115.INT135105.id.html) TANGANNYA menahan tusukan golok di perut. Ibu jarinya nyaris putus. Lima bacokan telah melukai kepalanya. Darah bercucuran di sekujur tubuh. "Saya lari ke atas," kata Logo Vallenberg, pria 38 tahun asal Timor, mengenang pertikaian melawan geng preman atau geng reman lawannya, di sekitar Bumi Serpong Damai, Banten, April lalu. "Anak buah saya berkumpul di lantai tiga." Pagi itu, Logo dan delapan anak buahnya menjaga kantor Koperasi Bosar Jaya, Ruko Golden Boulevard, BSD City, Banten. Mereka disewa pemilik koperasi, Burhanuddin Harahap. Mendapat warisan dari ayahnya, Baharudin Harahap, ia menguasai puluhan koperasi di berbagai kota, seperti Bandung, Semaran...