Skip to main content

Ini Formula Rahasia "Someone Like You" ~ Adele

Air mata Adele terkuras ketika dia patah hati karena ditinggal kekasihnya. Kini lagu Someone Like You, yang menceritakan kisah pedih penyanyi asal Inggris itu juga ikut menguras air mata pendengarnya.

Senandung sedih Someone Like You, yang melambungkan nama Adele, ternyata mengandung formula khusus yang dapat membuat pendengarnya dicekam perasaan emosional.

Anda pasti mengetahui perasaan itu. "Rambut di belakang leher Anda berdiri, getarannya sampai ke tulang belakang, tenggorokan Anda terasa tercekik, bahkan air mata menggenang di sudut mata," kata John Sloboda, dosen psikologi musik di Guildhall School of Music and Drama London, Inggris. Sloboda mempelajari reaksi fisik terhadap musik dan menemukan bahwa ornamen musik tertentu dapat memicu reaksi emosional yang kuat.






Ornamen musik inilah yang terdapat dalam lagu Someone Like You, yang dinyanyikan Adele, peraih enam penghargaan Grammy 2012. Lagu itu sendiri memang memancarkan kesedihan yang terbaca jelas dari syair lagu tentang hancurnya sebuah hubungan asmara. Adele memang menciptakan lagu ini untuk menceritakan pengalaman hidupnya, bagaimana dia tak kunjung mampu melupakan mantan kekasihnya.

Namun, di luar syair sedih itu, terdapat elemen lain yang membuat pendengar lagu ini ikut dicekam rasa sedih, tersembunyi di balik suara contralto dan denting piano, Adele memasukkan not dekorasi pengiris hati. Dekorasi itu bernama appoggiatura.

Istilah appoggiatura dikenal dalam buku teks musik sebagai ornamen yang disematkan pada lagu, sehingga membuat pelencengan nada atau dikenal sebagai disonansi. Sebagai dekorasi, appoggiatura direalisasikan sebagai not yang beberapa tingkat lebih tinggi atau lebih rendah ketimbang not sebelumnya. Kehadiran elemen ekstra inilah yang mengacaukan harmoni lagu.

Jauh sebelum Adele menyanyikan lagu Someone Like You, John Sloboda telah mengamati kaitan antara appoggiatura dan rasa haru. Pada 1991, dia meminta sejumlah pencinta musik menunjukkan bait lagu yang membuat tulang punggungnya merinding. Hasilnya, 90 persen peserta eksperimen menunjuk bait dengan ornamen appoggiatura di dalamnya.

Ahli psikologi dari University of British Columbia, Kanada, Martin Guhn, menelusuri latar belakang di balik hubungan ornamen lagu dengan rasa sedih, seperti yang ditunjukkan Sloboda. Martin Guhn, setelah 15 tahun kemudian, menemukan penjelasan tentang hal ini dengan menyebut appoggiatura sebagai ornamen yang bertugas mengaduk-aduk perasaan pendengar.

"Not pada appoggiatura menciptakan ketegangan bagi pendengar," ujar dia kepada Wall Street Journal.

Konduktor sekaligus komentator musik, Rob Kapillow, mengatakan appoggiatura bertugas membuat ketidakselarasan sekejap yang pulih secara cepat pada nada berikutnya. Tak ada aturan mengenai berapa lama ketidakselarasan ini dimainkan. Namun pelencengan nada bisa dilakukan dua arah: lebih tinggi atau lebih rendah dari not pendahulu.

Not penerbit tangis menyerang sejak bait pertama. Adele memulai lirih pada kata-kata "I heard" yang harmonis atau biasa disebut konsonansi. Nada harmonis seperti ini menciptakan rasa lega di batin pendengar. Suasana lagu segera berubah ketika Adele melanjutkannya dengan kata-kata "that you're" yang turun setengah tingkat dari not sebelumnya. Hal ini disebut disonansi dan menciptakan guncangan batin.

Lagu kembali berlanjut dengan harmonis pada lirik "settled down". Setelah itu, not kembali turun melalui kata-kata "that you". Sangat wajar jika emosi bergejolak ketika diombang-ambing ketegangan dan kelegaan seperti ini.

"Appogiatura ada di seluruh bagian lagu. Disonansi dan konsonansi sahut-menyahut, ini yang dimaksud psikolog sebagai pembuat tangis," ujar Kapillow kepada NPR.

Contoh lain berada pada chorus. Kata "Nevermind I find someone like" yang harmonis diakhiri dengan kata "you" pada nada yang meloncat tinggi. Appoggiatura penerbit tangis kembali muncul.

Pembedahan lagu Adele kembali mengungkap rahasia. Ada empat faktor kunci yang teridentifikasi pada lagu penerbit tangis. Pertama, syair dimulai dengan lambat, kemudian mendadak berubah cepat. Kedua, muncul "suara" baru dari alat musik, menciptakan harmoni anyar.

Faktor kunci ketiga adalah terjadinya perluasan frekuensi suara, naik atau turun hingga beberapa tingkat. Keempat, muncul penyimpangan, sehingga mengacaukan harmoni. Semua faktor ini dipertegas dengan kejutan pada volume suara, warna nada, dan pola harmoni.

Jika lagu Someone Like You menciptakan kegalauan yang sangat besar, kenapa pendengar tetap menyukainya? Bahkan 21, album kedua penyanyi asal Inggris itu, menjadi album terbaik dalam penghargaan Grammy 2012 meski seluruh tembangnya menyuarakan kegalauan hati.

Penelitian oleh Robert Zattory dari McGill University menyebutkan musik yang mengguncang emosi membuat tubuh melepaskan dopamine dari otak tengah. Substrat ini juga dilepaskan ketika manusia mengkonsumsi makanan, melakukan aktivitas seksual, atau mengkonsumsi narkoba. Karena itu, menurut Zattory, semakin menyedihkan sebuah lagu, semakin sering pendengar mengulangnya.

Perlahan namun pasti, lagu sedih dengan ornamen appoggiatura akan menapaki tangga popularitas. Sebagai bukti, lagu-lagu yang memakai appogiatura, seperti Without You oleh Mariah Carey, We Can Work It Out oleh The Beatles, dan Rainbow Connection oleh Kermit The Frog juga mendapat penerimaan luas oleh pencinta musik.

Comments

Popular posts from this blog

A Story of Puang Oca & Edi Sabara Mangga Barani

Mantan Wakapolri M. Jusuf Mangga Barani mengaku serius menekuni bisnis kuliner, setelah pensiun dari institusi kepolisian pada awal 2011 silam. Keseriusan itu ditunjukan dengan membuka rumah makan seafood Puang Oca pertama di Jakarta yang terletak di Jalan Gelora Senayan, Jakarta. "Saya ini kan hobi masak sebelum masuk kepolisian. Jadi ini menyalurkan hobi, sekaligus untuk silaturahmi dengan banyak orang. Kebetulan ini ada tempat strategis," katanya 7 Desember 2011. Rumah makan Puang Oca Jakarta ini merupakan cabang dari restoran serupa yang sudah dibuka di Surabaya. Manggabarani mengatakan pada prinsinya, sebagai orang Makassar, darah sebagai saudagar Bugis sangat kental, sehingga dia lebih memilih aktif di bisnis kuliner setelah purna tugas di kepolisian. Rumah makan Puang Oca ini menawarkan menu makanan laut khas Makassar, namun dengan cita rasa Indonesia. Menurut Manggabarani, kepiting, udang dan jenis ikan lainnya juga didatangkan langsung dari Makassar untuk menjamin ke...

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

BERDIRI menelepon di pintu pagar markasnya, rumah tipe 36 di Kaveling DKI Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Umar Ohoitenan Kei, 33 tahun, tampak gelisah. Pembicaraan terkesan keras. Menutup telepon, ia lalu menghardik, “Hei! Kenapa anak-anak belum berangkat?” Hampir setengah jam kemudian, pada sekitar pukul 09.00, pertengahan Oktober lalu itu, satu per satu pemuda berbadan gelap datang. Tempat itu mulai meriah. Rumah yang disebut mes tersebut dipimpin Hasan Basri, lelaki berkulit legam berkepala plontos. Usianya 40, beratnya sekitar 90 kilogram. Teh beraroma kayu manis langsung direbus-bukan diseduh-dan kopi rasa jahe segera disajikan. Hasan mengawali hari dengan membaca dokumen perincian utang yang harus mereka tagih hari itu. Entah apa sebabnya, tiba-tiba Hasan membentak pemuda pembawa dokumen. Yang dibentak tak menjawab, malah melengos dan masuk ke ruang dalam.Umar Kei, 33 tahun, nama kondang Umar, tampak terkejut. Tapi hanya sedetik, setelah itu terbahak. Dia tertawa sampai ...

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Saya paling suka cerita dan film tentang thriller, mirip mobster, yakuza, mafia dll. Di Indonesia juga ada yang menarik rasa penasaran seperti laporan Tempo 15 November 2010 yang berjudul GENG REMAN VAN JAKARTA. >(http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/11/15/INT/mbm.20101115.INT135105.id.html) TANGANNYA menahan tusukan golok di perut. Ibu jarinya nyaris putus. Lima bacokan telah melukai kepalanya. Darah bercucuran di sekujur tubuh. "Saya lari ke atas," kata Logo Vallenberg, pria 38 tahun asal Timor, mengenang pertikaian melawan geng preman atau geng reman lawannya, di sekitar Bumi Serpong Damai, Banten, April lalu. "Anak buah saya berkumpul di lantai tiga." Pagi itu, Logo dan delapan anak buahnya menjaga kantor Koperasi Bosar Jaya, Ruko Golden Boulevard, BSD City, Banten. Mereka disewa pemilik koperasi, Burhanuddin Harahap. Mendapat warisan dari ayahnya, Baharudin Harahap, ia menguasai puluhan koperasi di berbagai kota, seperti Bandung, Semaran...