Agung Podomoro kembali ke kota

Performa PT Agung Podomoro Land Tbk, emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia pada 11 November 2010, diproyeksikan kian mengilap. Kuncinya: pertumbuhan permintaan apartemen dan pembangunan proyek baru.

Agung Podomoro, emiten yang merupakan bagian dari Agung Podomoro Group, mulai melihat peluang akan kebutuhan apartemen sejak 10 tahun lalu dan dilanjutkan dengan memperkenalkan konsep back to the city alias kembali ke kota.

Kemacetan yang mendera saat pagi dan sore hari membuat banyak orang berpikir ulang untuk memiliki rumah di pinggiran kota. Alhasil mata kaum urban ini tertuju pada hunian jangkung yang berdiri tegak di pusat kota dan memanjakan dengan beragam kemudahan akses.

Liliana Bambang, analis J.P. Morgan, dalam risetnya yang dipublikasikan pada 8 Desember 2010, menyebutkan peningkatan kinerja perseroan akan didukung oleh masih minimnya penduduk Jakarta yang menjatuhkan pilihan untuk tinggal di apartemen.

Populasi Jakarta pada tahun lalu mencapai 9 juta orang. Jumlah ini melonjak menjadi 13 juta orang pada siang hari. Jumlah apartemen yang tersedia baru mencapai 73.000 unit dan hanya 2,2% dari total populasi penduduk pada siang hari yang bertempat tinggal di apartemen.

Tim riset Indo Premier Securities dalam riset yang dirilis pada 21 Desember 2010 juga menyebutkan pengalaman yang dimiliki perseroan mengasah dan mempertajam kemampuan Agung Podomoro di ranah pengembang superblok.

Sejak 2002 hingga 2010, perseroan menjadi pemain yang aktif di pasar superblok dan menguasai pangsa pasar kondominium hingga 51%.

Superblok merupakan konsep yang memadukan hunian dengan perkantoran, pusat kuliner, perbelanjaan, dan hiburan. Tahun lalu, konsep ini kian mencuat. Ketersediaan hunian yang mengusung konsep superblok pada tahun lalu mencapai 32 superblok dari 17 pengembang atau tumbuh dari hanya 6 superblok pada era sebelum krisis ekonomi 1998.

Agung Podomoro merupakan pemain terdepan dengan membangun sembilan proyek, termasuk tiga proyek, yaitu Central Park, Kuningan City, dan Green Bay Pluit.

"Dengan pertumbuhan ekonomi yang kian kuat, populasi penduduk muda yang terus bertambah, industri properti di dalam negeri memiliki prospek yang cerah. Urbanisasi, kemampuan daya beli yang meningkat, dan pendapatan kelas menengah yang terus tumbuh akan menjadi penggerak utama permintaan perumahan," demikian paparan dari riset Indo Premier.

Kemilau sektor properti juga didukung oleh industri perbankan yang sehat, iklim suku bunga yang rendah, dan penetrasi kredit perumahan yang masih kecil.

Selain sebagai pengembang apartemen, bisnis Agung Podomoro juga disokong oleh pendirian mal, perkantoran, dan hotel yang menyumbang recurring income (pendapatan berulang).

Pada 2010, J.P. Morgan memproyeksikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan perseroan atau sebanyak 97% masih berasal dari apartemen. Adapun, bisnis yang menghasilkan pendapatan berulang hanya menyumbang 3%.

"Kendati demikian, porsi dari non-recurring income akan tumbuh seiring penyelesaian sejumlah proyek mal dan hotel pada 2011 dan 2012. Kami perkirakan recurring income ini akan tumbuh dari 3% pada 2010 menjadi 19% pada 2011 dan 20% pada 2012," ujar Liliana.

Pertumbuhan sewa dari perkantoran dan pusat perbelanjaan dipatok akan mencapai 5% dibandingkan dengan tahun lalu, selaras dengan inflasi.

Tingkat sewa untuk mal pada 2 tahun pertama beroperasi diasumsikan mencapai 60%-75% kemudian meningkat menjadi 90% hingga 95%. Angka ini berada di atas rata-rata tingkat sewa pengelola pusat perbelanjaan yang berada di level 85%.

Salah satu mal yang dimiliki Agung Podomoro adalah Central Park Mall yang berada di Jakarta Barat dan beroperasi sejak September 2009.

Tingkat sewa pusat perbelanjaan yang membidik kelas menengah ke atas ini telah mencapai 60% dan akan bertambah mengingat komitmen yang telah dicapai mencapai 70%.

Indo Premier memproyeksikan kontribusi dari bisnis yang mendulang pendapatan berulang ini akan tumbuh menjadi 21% pada 2012 seiring dengan kehadiran sejumlah proyek anyar, seperti Kuningan City dan Festival Citylink pada 2011 serta perkantoran Central Park pada 2012.

Sayangnya, pergerakan harga saham Agung Podomoro di pasar tidak beriringan dengan kinerja perseroan yang diprediksi akan terus menjulang.

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh