Omong Doang....
Sebenarnya begitu banyak yang ingin saya tanyakan pada dirimu. Tapi mohon maaf kalau selama ini tak pernah sempatkan diri dan terkesan lebih banyak omong doang. Waktu memang sulit dikendalikan ketika tuntutan semakin tinggi.
Ephi mungkin benar... life is just share everything. Play fair. Don't hit people. Put things back where you found them. Clean up your own mess. Don't take things that aren't yours. Say you're sorry if you hurt somebody. Live a balanced life. Learn some and Think some and draw and paint and sing and dance and play and work everyday some.
Dan kau pun bertanya, "Kalau bisa dinikmati sendiri kenapa harus berbagi?"
Menjadi individualist terkadang perlu agar kita juga bisa menghargai diri sendiri, and doesnt mean you undermine people. Kadang menjadi inferior itu hanya membuat tangan ini menengadah, tapi bukan berarti superior selalu membuat tangan ini memberi.
"Tangan di atas memang lebih baik daripada tangan di bawah, memberi itu lebih terhormat dan lebih bermakna kalau dilakukan tanpa pamrih. Tak perlu mengharapkan sesuatu, hanya karena menyetor duren atau ngajak pijat bukan?" ujar saya, teringat kasus Anggoro.
"Kok kerja mulu sih? sesekali biarkan rapat-rapat," pintamu.
"Haiyaaa...saya ini laki-laki dan wajib kerja untuk memberikan nafkah," jawaban standar para pria yang tak ingin kesibukan dan keasyikannya di kantor digugat.
"Kerjanya juga maen fesbuk dong kan," kata si Alex (panggilan yang aneh untuk mbak-mbak).
"Eiits siapa bilang, lagi banyak materi yang belum selesai diedit ni," saya mengelak.
"Alaaaa.. paling-paling ngedit status dan wall fesbuk orang," kata tante Ai yang selalu gagal mengajak makan siang bareng.
"Buset dah.. masa gw digaji mahal, trus kerjaan hanya chating," kata saya, belagak sok penting.
"Halaaah semahal apa sih drpd pertemanan kita.." tanya Alex, bujukan yang tak mempan.
"Berisik banget sih lo,lagi ngegames aja," serangan datang dari Mia Midan Midun.
"Yaelah... kan kita ngegame bareng..." jawab saya tak mau kalah.
"Ah sudahlah, jadi kapan mo makan siang bareng gw?" kata kau mulai memaksa.
Nah itu dia persoalannya. Always sharing dan live in balanced life thats aint easy. Sudah kodrat sagitarius untuk tak bisa menolak hal-hal yang baik. Susahnya, kita jadi tak ingin orang kecewa. Mengiyakan semua ajakan, menjadi bumerang.
"Itu karena kau memang dari dulu suka sama dia kan," kata satu kawan.
"Siapa? yang dia itu?" jawab saya sepolos dan se-innocent para pejabat di tv.
"Yeeyalah... kura-kura dalam perahu pula. Orangnya udah gak minta pempek, ini malah brokernya masih menagih aja," kata dia, mirip para penyidik.
Saya hanya bisa tertawa dan bilang "Itu kan dulu dan waktu terus berjalan."
Aaah sudahlah ini cuma omong doang...banyak gak nyambungnya. Mari kita nikmati hidup ini.
Ephi mungkin benar... life is just share everything. Play fair. Don't hit people. Put things back where you found them. Clean up your own mess. Don't take things that aren't yours. Say you're sorry if you hurt somebody. Live a balanced life. Learn some and Think some and draw and paint and sing and dance and play and work everyday some.
Dan kau pun bertanya, "Kalau bisa dinikmati sendiri kenapa harus berbagi?"
Menjadi individualist terkadang perlu agar kita juga bisa menghargai diri sendiri, and doesnt mean you undermine people. Kadang menjadi inferior itu hanya membuat tangan ini menengadah, tapi bukan berarti superior selalu membuat tangan ini memberi.
"Tangan di atas memang lebih baik daripada tangan di bawah, memberi itu lebih terhormat dan lebih bermakna kalau dilakukan tanpa pamrih. Tak perlu mengharapkan sesuatu, hanya karena menyetor duren atau ngajak pijat bukan?" ujar saya, teringat kasus Anggoro.
"Kok kerja mulu sih? sesekali biarkan rapat-rapat," pintamu.
"Haiyaaa...saya ini laki-laki dan wajib kerja untuk memberikan nafkah," jawaban standar para pria yang tak ingin kesibukan dan keasyikannya di kantor digugat.
"Kerjanya juga maen fesbuk dong kan," kata si Alex (panggilan yang aneh untuk mbak-mbak).
"Eiits siapa bilang, lagi banyak materi yang belum selesai diedit ni," saya mengelak.
"Alaaaa.. paling-paling ngedit status dan wall fesbuk orang," kata tante Ai yang selalu gagal mengajak makan siang bareng.
"Buset dah.. masa gw digaji mahal, trus kerjaan hanya chating," kata saya, belagak sok penting.
"Halaaah semahal apa sih drpd pertemanan kita.." tanya Alex, bujukan yang tak mempan.
"Berisik banget sih lo,lagi ngegames aja," serangan datang dari Mia Midan Midun.
"Yaelah... kan kita ngegame bareng..." jawab saya tak mau kalah.
"Ah sudahlah, jadi kapan mo makan siang bareng gw?" kata kau mulai memaksa.
Nah itu dia persoalannya. Always sharing dan live in balanced life thats aint easy. Sudah kodrat sagitarius untuk tak bisa menolak hal-hal yang baik. Susahnya, kita jadi tak ingin orang kecewa. Mengiyakan semua ajakan, menjadi bumerang.
"Itu karena kau memang dari dulu suka sama dia kan," kata satu kawan.
"Siapa? yang dia itu?" jawab saya sepolos dan se-innocent para pejabat di tv.
"Yeeyalah... kura-kura dalam perahu pula. Orangnya udah gak minta pempek, ini malah brokernya masih menagih aja," kata dia, mirip para penyidik.
Saya hanya bisa tertawa dan bilang "Itu kan dulu dan waktu terus berjalan."
Aaah sudahlah ini cuma omong doang...banyak gak nyambungnya. Mari kita nikmati hidup ini.
Fatya Alfaraby
mariiii....gajinya mahal ya? Makan ama kita aja,,koran tetangga
November 15 at 8:52pm
Fahmi Achmad
waaaaaks... Tya ngajak makan.... pasti gw langsung gemuk...
November 15 at 9:14pm
Afifah 'Ephi' Effiana
yup... qta nikmati dan qta beri makna... ajak kami lunch juga ya... gajinya kann mahalll...!! ;p
November 16 at 3:11pm
Fahmi Achmad
November 16 at 3:45pm
Ephi... haahahahaha pengen digaji dolar ama dinar ni....
Comments