Visi Misi Prabowonomics dan Tantangan Para Menteri
Roda pemerintahan baru telah resmi bergulir setelah Presiden Prabowo Subianto mengumumkan dan melantik para menteri dan wakil menteri serta pejabat pemerintah yang tergabung dalam Kabinet Merah Putih.
Bahkan para menteri, wakil menteri dan kepala-kepala badan tersebut telah mengikuti pembekalan di Hambalang dan retreat militer 3 hari di Akademi Militer Magelang Jawa Tengah.
Para menteri tersebut menghadapi
tantangan, pekerjaan rumah, dan harapan besar dari segenap rakyat Indonesia
yang menghendaki kemajuan dan kesejahteraan bangsa ini. Ekspektasi masyarakat
berharap kabinet ini segera ‘berlari’ dalam menjalankan fungsi dan peran
pemerintah.
Harapan besar terhadap kesiapan
para menteri tentu adalah hal yang wajar seiring dengan lancarnya proses
transisi yang diterapkan beberapa bulan terakhir pada pemerintahan Joko Widodo
& Ma’ruf Amin. Apalagi tim ekonominya pun masih diisi ‘orang-orang lama’. Masyarakat
pun menanti implementasi program 100 hari pertama.
Kita tahu bahwa Presiden Prabowo
dalam pidato pertamanya menekankan sejumlah hal dalam program prioritas guna
merealisasikan janji politiknya, termasuk persoalan ekonomi hingga pangan.
Rencana besar tersebut memang
telah dimulai dengan kesiapan anggaran negara sejak masa transisi pemerintahan
beberapa bulan terakhir.
Ada anggaran sekitar Rp121
triliun yang telah disiapkan untuk menopang program Kabinet Merah Putih.
Anggaran itu antara lain untuk program makan siang bergizi senilai Rp71
triliun, kepada 15,42 juta jiwa di 514 kabupaten/kota.
Di bidang kesehatan ada anggaran
senilai Rp3,2 triliun, lalu pembangunan rumah sakit hingga Rp1,8 triliun.
Di sisi pendidikan, pemerintah
juga berkomitmen dengan penyediaan anggaran pembangunan dan perbaikan sekolah
hingga Rp20 triliun, serta membangun sekolah unggulan terintegrasi sebesar Rp4
triliun.
Pemerintah juga berambisi untuk
membangun lumbung pangan nasional di daerah dan desa, melalui intensifikasi
lahan pertanian dan upaya mencetak sawah baru. Ini rencana besar yang memakan
biaya hingga sebesar Rp15 triliun.
Semua rencana besar tersebut
tentu layak untuk kita dukung bersama karena implementasi program-program
tersebut—apalagi dalam 100 hari pertama— tidaklah mudah.
Pertanyaannya apakah dengan semua
program strategis yang bagus dengan ditopang anggaran negara tersebut akan
memiliki durabilitas dan keberlangsungan seperti yang diharapkan?
Guna mengejar target pertumbuhan
ekonomi tahunan hingga 8% tentu tak cukup dengan political will semata. Karena
itu, perlu adanya kapasitas yang mumpuni untuk mengimplementasi semua strategi
dan program kerja tersebut.
Penyesuaian kelembagaan yang
dilakukan pemerintah melalui kabinet yang berisi lebih banyak menteri bisa jadi
jawaban agar implementasi quick win bisa terwujud.
Tentu, para menteri tersebut harus
lebih kompak dalam berkoordinasi dan kolaborasi, karena yang ada hanya kesatuan
upaya mewujudkan visi Presiden Prabowo.
Selain itu, kita berharap
keberlangsungan implementasi program-program strategis pemerintah, turut
melibatkan peran swasta.
Tim ekonomi Kabinet Merah Putih bisa
memaksimalkan warisan positif era Jokowi yaitu kelengkapan infrastruktur dan
program penghiliran, yang bisa memudahkan sektor swasta dan manufaktur lebih
berperan dalam pembangunan.
Pelaku usaha juga menghendaki
adanya reformasi birokrasi, penyederhanaan regulasi dan perizinan, serta
kepastian hukum menjadi suatu prioritas yang segera dilakukan pemerintah.
Selain itu, pemerintah diharapkan
memberikan perhatian dan focus dalam mengembalikan peran manufaktur sebagai
salah satu penyumbang utama produk domestik bruto Indonesia.
Melalui dukungan dan kolaborasi
dengan pemerintah tersebut, para pelaku bisnis dapat melakukan ekspansi usaha
lebih optimal, yang pada gilirannya akan membawa banyak efek positif terhadap
kestabilan perekonomian nasional.
Tentu masih banyak hal dan
tantangan yang harus dihadapi Kabinet Merah Putih dalam mengejar quick win
tersebut.
Namun, apapun kebijakan yang
dilakukan, kita berharap ada langkah strategis yang berani dari para
menteri—seperti keberanian dan ketegasan Presiden Prabowo—untuk menunjukkan
kinerja jangka pendek yang mumpuni kepada masyarakat. Kita tunggu saja.
bisnisindonesia.id
Comments