Nickel, Harita, IWIP, dan Ekonomi Maluku Utara
Ekonomi
Indonesia tumbuh 5,05% pada 2023. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
pencapaian itu diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang positif di seluruh
provinsi Tanah Air.
Plt
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan Maluku Utara menjadi
provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi dari 38 provinsi. Pertumbuhan
ekonomi Maluku Utara tercatat 20,49% secara tahunan (year on year/yoy), diikuti
dengan Sulawesi Tengah 11,91%.
Sumber
pertumbuhan utama di kedua wilayah yakni industri pengolahan, serta
pertambangan dan penggalian.
"Industri
yang memang cukup besar di kedua provinsi tersebut berasal dari industri olahan
batang tambang, terutama industri ferronickel di kedua provinsi tersebut. Jadi
memang dapat ditarik kesimpulan bahwa industrialisasi atau yang kita sebut
dengan program hilirisasi nikel di dua provinsi tersebut, memberikan dampak
terhadap pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di provinsi Maluku Utara dan Sulawesi
Tengah," tutur wanita yang akrab disapa Winny, dalam konferensi pers,
Senin (5/2/2024).
https://finance.detik.com/industri/d-7178128/ada-hilirisasi-ekonomi-maluku-utara-tembus-20-49.
Ketika
saya ke Ternate pada pertengahan 2023, kota ini memang terlihat tambah semarak.
Ramai pendatang. Pesawat yang mendarat di bandara Sultan Baabullah Ternate
selalu penuh penumpang. Saya melihat sejumlah pekerja asing menyewa mobil di
bandara. Mereka sepertinya dari China.
Bukan
rahasia lagi jika keberadaan perusahaan tambang nikel mempekerjakan para
pekerja asing. Jumlahnya relatif. Ada pro dan kontra.
Bagi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut
Binsar Pandjaitan program penghiliran tidak didominasi oleh tenaga kerja asing
(TKA). Jumlah TKA untuk program hilirisasi hanya berkisar 10-15%.
Menurutnya
keterlibatan TKA memang diperlukan karena keterbatasan kualitas sumber daya
manusia. "Jumlahnya itu berkisar antara 10-15% saja, dan itu tidak bisa
tidak kita lakukan, karena kita tidak punya memang kualitas manusia pada saat
itu untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan itu," katanya di Instagram
pribadinya @luhut.pandjaitan, Kamis (25/1/2024).
Namun
jumlah tersebut terus mengalami penurunan seiring dengan pelatihan yang
dilakukan. Luhut juga meminta untuk tidak menyebarkan berita bohong terkait
program hilirisasi.
"Sekarang
secara bertahap itu berkurang karena sudah banyak yang kita latih dan training.
Ya itu satu proses yang harus dilalui, jangan kita juga munafik, jangan kita
juga membohongi publik kita dengan menyebarkan berita-berita palsu. Apalagi
anda mau calon pemimpin, karakter itu menurut saya nomor 1 bukan soal
pintar," bebernya.
Menurut
Luhut program hilirisasi berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia di
kisaran 5%, di tengah kondisi dunia yang bergejolak. Selain itu Indonesia juga
berhasil menjaga inflasi di bawah 3%, lalu mengalami surplus ekspor selama 44
bulan berturut-turut.
"Pernah
kita inflasi di bawah 3%? Kan baru sekarang. Pernah 44 bulan kita surplus
ekspor? kan baru sekarang. Apa itu? Ya ini hilirisasi. Kita bisa maintain
growth 5% di tengah-tengah keadaan ekonomi dunia begini," sebutnya.
https://finance.detik.com/industri/d-7160637/jawab-isu-hilirisasi-dikuasai-asing-luhut-buka-bukaan-jumlah-tka-di-smelter.
Di
pulau Halmahera, siapa sangka nikel kini menjadi komoditas yang berperan
mengungkit ekonomi Maluku Utara.
Nickel
Sulfat (Sulphate) merupakan bahan utama penyusun prekursor katoda baterai
kendaraan listrik. Di Maluku Utara, tepatnya di Pulau Obi, nickel sulphate ini
diproduksi PT Halmahera Persada Lygend (HPL)—anak usaha PT Harita Nickel.
Kontribusi
nikel ini memang tak main-main. BPS Provinsi Maluku Utara menyebut pertumbuhan
ekonomi Maluku Utara tahun 2023 yang 20,49 persen ditopang sector industri dan
pertambangan.
Lapangan
usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah Industri dan Pertambangan yang
didorong oleh tingginya produksi bijih nikel dan olahannya berupa ferronickel,
MHP, Nickel Matte, dan Nickel Sulphate.
Kontribusi
mikel sulfat terhadap PDRB Maluku Utara tercatat sebesar 1,46 persen.
Salah
satu pabrik nikel sulfat tersebut dimiliki Harita Nickel melalui unit bisnisnya
PT HPL, afiliasi bisnis dari PT Trimegah Bangun Persada Tbk. Dan salah satu pabrik Nikel Sulfat di Pulau
Obi yang digadang-gadang terbesar di dunia yang memproduksi nikel sulfat dengan
kapasitas 240 ribu ton pertahun.
“Kita
punya pabrik nikel sulfat ini merupakan pertama di Indonesia dan terbesar di
dunia, sehingga di tahun-tahun mendatang kontribusi nikel Sulfat akan bisa
menjadi besar dan bisa saja lebih besar dari Ferronickel,”ujar Kepala BPS Malut
Aidil Adha di Ternate, Senin 5 Februari 2024.
Dia
mengatakan, dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan
Usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 49,07 persen. Sementara dari sisi
pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor sebesar 28,67
persen.
Mengacu
pada data BKPM, investasi di Maluku Utara masih terus berjalan, pada tahun 2023
nilai realisasi PMA sebesar US$4,99 miliar dan PMDN sebesar Rp6,90 triliun.
Peningkatan
aktivitas Pertambangan dan Penggalian utamanya didorong oleh produksi bijih nikel
sebagai bahan baku utama pembuatan produk Ferronickel, MHP, Nickel Matte,
maupun Nickel Sulphatte sebesar 79,30%.
Ferronickel
tumbuh 59,29% secara y-o-y dan tumbuh 7,03% secara q-to-q, MHP tumbuh sebesar
117,31% secara y-o-y dan tumbuh sebesar 148,62% secara q-t-q.
Pertumbuhan
yang sangat besar pada komoditi ini terjadi dikarenakan karena mulai
beroperasinya smelter yang memproduksi MHP di Kabupaten Halmahera Tengah.
Nickel Matte tumbuh 664,62% secara y-o-y tetapi kontraksi sebesar 22,70% secara
q-to-q.
https://www.malutsatu.com/2024/02/nickel-sulfat-mulai-memberikan-kontribusi-ekonomi-maluku-utara/
Keberadaan
dan kontribusi produsen nikel tersebut membuat Bank Indonesia (BI) Provinsi
Maluku Utara memberikan penghargaan kepada PT Trimegah Bangun Persada Tbk
(NCKL) atau Harita Nickel.
Perusahaan
pertambangan dan hilirisasi terintegrasi berkelanjutan itu dinilai sebagai
Mitra Strategis Pendukung Asesmen Ekonomi dan Keuangan Daerah Terbaik Provinsi
Maluku Utara.
Penghargaan
untuk Harita tersebut termasuk dalam 12 penghargaan bergengsi kepada para mitra
strategis yang berdedikasi tinggi ini disampaikan oleh BI Malut dalam Pertemuan
Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023 di Bela Hotel Ternate, Maluku Utara, pada
Kamis, 30 November 2023.
Mitra
strategis yang berasal dari pemerintah, perbankan, korporasi dan perorangan ini
dinilai telah mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia pada area moneter,
sistem pembayaran, pengembangan UMKM dan ekonomi syariah serta pendukung
kebijakan. Mereka bersama Bank Indonesia, telah memberikan kontribusi
terbaiknya di setiap makna Indonesia.
“Maluku
Utara telah berhasil memproduksi produk olahan nikel berupa feronikel, Mixed
Hydroxide Precipitate (MHP) dan nikel matte. Selain itu, terdapat unit smelter
di Halmahera Selatan yang baru saja melakukan hilirisasi lanjutan dalam jalur
industri baterai EV, yaitu konversi dari MHP menjadi nikel sulfat dan kobalt
sulfat. Hal ini turut mendorong naiknya nilai produksi komoditas hilirisasi
nikel,” ungkap Kepala Kantor Perwakilan BI Malut R. Eko Adi Irianto.
Eko
menyebutkan Harita Nickel selama ini telah banyak membantu BI dengan memberikan
informasi terkini, khususnya mengenai perkembangan industri pengolahan nikel
yang menjadi andalan sekaligus prioritas pertumbuhan ekonomi oleh pemerintah
pusat.
https://www.malutsatu.com/2023/12/ketiga-kali-harita-nickel-dapat-apresiasi-bi-sebagai-mitra-strategis/
Tak
hanya Harita, keberadaan PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) yang
mengelola Kawasan Industri di Weda Tengah, Kabupaten Halmahera Tengah
(Halteng), turut menopang ekonomi Malut tumbuh di atas 20% dalam 2 tahun
terakhir.
Dampak
ekonomi bisnis dan operasi IWIP bahkan hingga ke tingkat mikro, seperti sektor
transportasi laut yang langsung dirasakan oleh pengusaha speed boat
penyeberangan ke dan dari Pelabuhan Loleo.
Ketua
Koperasi Piston Loleo Mandiri yang menghimpun tak kurang dari 51 speed boat
rute penyeberangan Loleo-Tidore dan Loleo-Ternate, Ibrahim Ade, mengungkap
fakta dan pengalamannya berkenaan dengan dampak positif yang digerakkan oleh
IWIP.
Ibrahim
yang puluhan tahun telah menekuni aktivitas penyeberangan orang dan barang
dengan speed boat, menyebutkan pendapatannya dan rekan-rekan berubah sangat
signifikan saat IWIP beroperasi dan pihaknya mulai bekerja sama dengan Organda
Halteng.
Dengan
beroperasinya IWIP, katanya, terjadi mobiliasi penumpang cukup siknifikan
bahkan sampai membuka rute Loleo-Ternate, dibandingkan dengan sebelumnya hanya
ada rute Loleo-Tidore.
”Sebelum
ada IWIP, kami hanya memiliki satu jalur, yaitu Loleo-Tidore. Setelah ada IWIP,
rute Loleo–Ternate juga dibuka untuk menampung peningkatan jumlah penumpang
yang sebagian besar adalah karyawan IWIP,” ungkapnya.
Ibrahim
mengaku situasi saat ini berubah jauh dari sebelumnya, dengan beroperasinya
perusahaan pertambangan IWIP. ”Alhamdulilah, situasinya sangat berbeda sebelum
dan setelah IWIP beroperasi,”sebutnya.
Menurutnya,
sebelum beroperasinya IWIP dalam sehari ada speed boat yang tidak mendapat
giliran berlayar karena penumpang kosong. Sekarang, saking banyaknya penumpang,
pihanya kadang justru kekurangan armada.
Layanan
dari 51 armada Koperasi Piston Loleo Mandiri setiap hari dibagi dalam 3 shift.
17 armada shift pertama bertugas melayani rute Loleo–Tidore, 17 armada shift B
melayani penumpang Loleo-Ternate, sedang shift C libur. Hari berikutnya, shift
tersebut akan dirolling, sehingga ada shift yang mendapatkan waktu istirahat.
Namun,
lanjut Ibrahim, seringkali karena lonjakan penumpang, manajemen koperasi
terpaksa meminta bantuan armada shift C untuk tetap beroperasi beroperasi.
Sebab kata Ibrahim, biasanya kondisi padat seperti itu satu speed boat bisa
sampai empat kali berlayar.
”Kedatangan
kapal dari Manado dan Ternate selalu menjadi saat di mana jumlah penumpang akan
meningkat pesat,” katanya seraya menambahkan jika dikalikan dengan harga tiket
Loleo–Ternate dan kapasitas speed boat, maka dalam sehari omzetnya bisa
mencapai Rp5 juta lebih.
Meningkatnya
penumpang di rute ke dan dari Pelabuhan Loleo karena bisnis dan operasi IWIP,
meluaskan dampak ekonominya tidak hanya pada pengusaha speed boat. Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM) di sekitar Pelabuhan Loleo turut menikmati perkembangan
yang menggembirakan.
Bagi
Ibrahim semua pihak terdampak positif dari keberadaan IWIP dan pabrik produsen
nikel lainnya. “Penumpang ramai, akhirnya pengusaha kecil di sekitar pelabuhan
juga merasakan dampaknya. Mudah-mudahan IWIP bisa terus berjalan. Karena
harapan besar torang juga dari IWIP. Alhamdulillah dari sini torang bisa
membiayai hidup keluarga.”
https://www.malutsatu.com/2024/01/kehadiran-iwip-tingkatkan-pendapatan-speed-boat-rute-loleo/
Harapan
besar dari orang kecil.
Nikel
memang komoditas menggiurkan. Namun, tantangan industri baterai nikel sudah
muncul.
Baterai
kendaraan listrik lithium ferro phosphate atau LFP dinilai lebih mudah
dipasarkan di Indonesia, dibandingkan dengan nickel manganese cathode atau NMC.
Jika
sudah begini, mungkinkah ekonomi Maluku Utara masih bisa tumbuh di atas 20%?
Semoga
hal-hal positif masih terus terdengar dari bumi Maluku Kie Raha.
Comments