Skip to main content

Kiprah Bank BUKU III di Tengah Pandemi Covid-19

Di tengah upaya pemerintah untuk memulihkan perekonomian yang terdampak pandemi Covid-19, peran industri perbankan nasional sangat penting. Sebagai pengelola ribuan triliun rupiah, fungsi dan peran bank sangat vital menggerakkan ekonomi.


(https://www.google.com/amp/s/m.bisnis.com/amp/read/20180608/9/804728/bi-edarkan-uang-rp1882-triliun-untuk-lebaran)

Namun, kita bisa lihat dalam satu kuartal terakhir, pencapaian kinerja intermediasi perbankan begitu terengah-engah. Ekonomi yang masih berjalan tertatih-tatih membuat permintaan kredit belumlah optimal.
Penyaluran kredit pada per Mei 2020 hanya tumbuh 3,04% secara year-on-year (yoy) sekaligus menjadi yang terendah sejak 1998.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), posisi NPL per Mei 2020 tercatat sebesar 3,01%, dan sekaligus menjadi yang tertinggi setidaknya sejak 2015. Ada kekhawatiran, level tersebut bukanlah titik akhir karena imbas dari pandemi virus corona menjangkau banyak sektor ekonomi.
Sementara itu, rasio kecukupan modal industri perbankan yang sebesar 22,16% boleh menjadi helaan nafas lega karena bisa menjadi bantalan yang bagus ketika risiko kredit meningkat.
Satu hal yang jadi sorotan Harian ini adalah bank menengah yang tergabung dalam bank umum kegiatan usaha (BUKU) III. Jumlah bank BUKU III per April mencapai 26 bank, atau 27% dari total bank umum konvensional yang sejumlah 96 bank.
Indikator fungsi intermediasi industri perbankan yang anjlok tersebut tak lepas dari rendahnya kinerja penyaluran kredit BUKU III ketimbang bank kategori lain.
Data OJK menunjukkan pertumbuhan kredit BUKU III per Mei 2020 turun 0,57%, sedangkan BUKU I, II dan IV masih tumbuh berturut-turut 5,23%, 5,43%, dan 4,54%.
Kinerja penyaluran kredit bank umum kegiatan usaha III boleh dikatakan meriang, tak sebaik kategori lainnya. Jika tak diantisipasi, tekanan yang dialami BUKU III berisiko menyeret kinerja industri perbankan.
Tekakan yang dialami BUKU III sejatinya telah terjadi sebelum pandemik Covid-19. Mengacu pada data OJK, tekanan BUKU III bahkan telah terjadi sejak Desember tahun lalu.
Jika ditelisik lebih jauh, profitabilitas BUKU III juga rendah. Pada April 2020, margin bunga bersih BUKU III juga tercatat paling rendah. Data OJK menunjukkan net interest margin (NIM) BUKU III hanya 3,63%, padahal NIM kelompok bank lain semua di atas 4,5%. BUKU IV bahkan di atas 5%.
Namun, setiap kesulitan selalu ada jalan keluar. Kondisi perekonomian nasional bisa diibaratkan baru selesai menjalani opname, dan perlahan mulai meningkatkan kinerjanya. Tentu bank-bank yang berstatus BUKU III bisa memanfaatkan momentum tersebut.
Relaksasi sekaligus insentif yang diberikan oleh otoritas pengawas, pemerintah, serta lembaga terkait sudah tergolong cukup baik. Dengan semua kondisi tersebut, kita berharap bankir-bankir yang mengelola BUKU III mulai dapat memperbaiki kinerja dan menjaga profitabilitas perusahaan.
Apalagi kecukupan modal dan rasio kredit bermasalahnya masih sangat terjaga. Dengan kapasitas yang jauh lebih baik daripada BUKU I dan II, keterampilan para bankir BUKU III sangat penting untuk menjaga kebugaran bank yang dipimpinnya guna menjalankan fungsi intermediasi.
Kita juga tentu berharap pemerintah menggiatkan perannya dengan lebih memperbanyak belanja negara dan menjalankan proyek pembangunan guna memicu daya beli di masyarakat. Biar bagaimanapun, bank selalu mengikuti kegiatan ekonomi.
Banyak sektor ekonomi seperti makanan dan minuman, pariwisata, dan konstruksi akan terus bergerak dan membutuhkan peran pendanaan baik dari pemerintah maupun perbankan. Tanpa mengurangi prinsip kehati-hatian, peran bank sebenarnya bisa lebih baik di saat krisis saat sekarang.

(http://koran.bisnis.com/read/20200714/245/1265385/editorial-menjaga-bank-tetap-bugar)

Comments

michelle said…
Izin promo ya Admin^^
bosan tidak ada yang mau di kerjakan, mau di rumah saja suntuk,
mau keluar tidak tahu mesti kemana, dari pada bingung
mari bergabung dengan kami di ionqq^^com, permainan yang menarik dan menguras emosi
ayo ditunggu apa lagi.. segera bergabung ya dengan kami...
add Whatshapp : +85515373217 ^_~

Popular posts from this blog

A Story of Puang Oca & Edi Sabara Mangga Barani

Mantan Wakapolri M. Jusuf Mangga Barani mengaku serius menekuni bisnis kuliner, setelah pensiun dari institusi kepolisian pada awal 2011 silam. Keseriusan itu ditunjukan dengan membuka rumah makan seafood Puang Oca pertama di Jakarta yang terletak di Jalan Gelora Senayan, Jakarta. "Saya ini kan hobi masak sebelum masuk kepolisian. Jadi ini menyalurkan hobi, sekaligus untuk silaturahmi dengan banyak orang. Kebetulan ini ada tempat strategis," katanya 7 Desember 2011. Rumah makan Puang Oca Jakarta ini merupakan cabang dari restoran serupa yang sudah dibuka di Surabaya. Manggabarani mengatakan pada prinsinya, sebagai orang Makassar, darah sebagai saudagar Bugis sangat kental, sehingga dia lebih memilih aktif di bisnis kuliner setelah purna tugas di kepolisian. Rumah makan Puang Oca ini menawarkan menu makanan laut khas Makassar, namun dengan cita rasa Indonesia. Menurut Manggabarani, kepiting, udang dan jenis ikan lainnya juga didatangkan langsung dari Makassar untuk menjamin ke...

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

BERDIRI menelepon di pintu pagar markasnya, rumah tipe 36 di Kaveling DKI Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Umar Ohoitenan Kei, 33 tahun, tampak gelisah. Pembicaraan terkesan keras. Menutup telepon, ia lalu menghardik, “Hei! Kenapa anak-anak belum berangkat?” Hampir setengah jam kemudian, pada sekitar pukul 09.00, pertengahan Oktober lalu itu, satu per satu pemuda berbadan gelap datang. Tempat itu mulai meriah. Rumah yang disebut mes tersebut dipimpin Hasan Basri, lelaki berkulit legam berkepala plontos. Usianya 40, beratnya sekitar 90 kilogram. Teh beraroma kayu manis langsung direbus-bukan diseduh-dan kopi rasa jahe segera disajikan. Hasan mengawali hari dengan membaca dokumen perincian utang yang harus mereka tagih hari itu. Entah apa sebabnya, tiba-tiba Hasan membentak pemuda pembawa dokumen. Yang dibentak tak menjawab, malah melengos dan masuk ke ruang dalam.Umar Kei, 33 tahun, nama kondang Umar, tampak terkejut. Tapi hanya sedetik, setelah itu terbahak. Dia tertawa sampai ...

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Saya paling suka cerita dan film tentang thriller, mirip mobster, yakuza, mafia dll. Di Indonesia juga ada yang menarik rasa penasaran seperti laporan Tempo 15 November 2010 yang berjudul GENG REMAN VAN JAKARTA. >(http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/11/15/INT/mbm.20101115.INT135105.id.html) TANGANNYA menahan tusukan golok di perut. Ibu jarinya nyaris putus. Lima bacokan telah melukai kepalanya. Darah bercucuran di sekujur tubuh. "Saya lari ke atas," kata Logo Vallenberg, pria 38 tahun asal Timor, mengenang pertikaian melawan geng preman atau geng reman lawannya, di sekitar Bumi Serpong Damai, Banten, April lalu. "Anak buah saya berkumpul di lantai tiga." Pagi itu, Logo dan delapan anak buahnya menjaga kantor Koperasi Bosar Jaya, Ruko Golden Boulevard, BSD City, Banten. Mereka disewa pemilik koperasi, Burhanuddin Harahap. Mendapat warisan dari ayahnya, Baharudin Harahap, ia menguasai puluhan koperasi di berbagai kota, seperti Bandung, Semaran...