Naik Alphard di London Sambil Dengerin Via Vallen

29 Januari 2018-1 Februari 2018

Seumur-umur sangat jarang saya naik mobil Alphard—mobil premium yang dikeluarkan Toyota. Maklum saja, kalaupun pernah berkesempatan naik, tentu itu milik orang lain, saya nebeng, ataupun naik taksi premium.

Kali ini agak istimewa. Saya dapat kesempatan yang lebih jarang lagi. Naik Alphard, di London, dan muterin lagu dangdut keras-keras. Norak-norak deh, yang penting asyik kan?

Alphard yang sempat saya tumpangi ada dua, yaitu milik kedutaan besar Inggris di London dan satunya lagi sewaan.

Kesempatan itu saya dapat pas lagi tugas kantor mengikuti undangan pak Ignasius Jonan ke Pakistan, Inggris dan Italia. Ini perjalanan kedua saya ke London, hanya berselang satu bulan (Desember 2017)—ikut rombongan bu Rini Soemarno.

Di London, selain Andik (ajudan), Jonan ditemani sang istri Ratnawati. Turut hadir di situ Catherine Jonan yang studi ilmu politik dan ekonomi di London. Cathy merupakan anak bungsu Jonan, sedangkan sang kakak Monica Jonan, di jurusan arsitektur di Architectural Institute In Prague (ARCHIP) Praha, Republik Ceko.

Turut mendampingi Menteri Jonan di London, antara lain Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, Dirut PGN Jobi Triananda Hasjim, Stafsus bidang Kerja sama Internasional Eddi Hariyadhi, Tumbur H. Parlindungan- Dirut Saka Energy, dan staf Kedubes RI di London.

Pak Jobi-lah yang membuat saya bisa berkesempatan dengerin lagu dangdut di Alphard di jalanan London dengan volume gede. Koleksi lagu di HP-nya disambungkan via bluetooth ke audio mobil. Lagu pertama dari Ayu Tingting, saya lupa tapi sering denger.

“Wah pak Jobi pasti tahu Via Vallen juga dong?’ kata saya.

“Yoi bos, yang penting enak lagunya,” kata pak Jobi sambil bersenandung.

Gak lama, lagu Sayang pun berkumandang

Sayang
Opo kowe krungu jerit e atiku
Mengharap engkau kembali
Sayang
Nganti memutih rambutku
Ra bakal luntur tresnoku

..... pak Jobi dengan fasih menyanyikannya.... tak lupa baik yang nge-rapnya pun dia hafal.

Sopir yang bule, hanya bisa mengangguk-angguk.

Alhasil perjalanan kami dari Conrad Hotel di Westminster hingga Queensway penuh dengan lagu dangdut.
Malam itu kami ke Queensway untuk cari makan malam setelah seharian meeting di Kedutaan Besar dengan 4 dubes, dan roundtable di kantor Bloomberg London.

Di Queensway, pak Jobi dan pak Amien belanja suvenir untuk anak dan cucu mereka. Kami makan di restoran China. Bebek panggang tanpa tulang tentu nikmat ditambah diskusi soal kasus korupsi Kondensat PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), yang menyeret nama Honggo Wendratno.

Pak Amien (lahir di Malang, 23 Januari 1960) adalah mantan wakil ketua KPK periode 2003-2007. Dari beliau, sepanjang makan malam itu saya dapat pencerahan bagaimana mempelajari kasus kerah putih (White collar) dengan teknik visum finansial.

Kami tentu tukaran nomor HP dan berjanji untuk saling menjaga komunikasi. Saya masih penasaran dengan ilmu beliau semasa di Ernst & Young. Siapa tahu saya bisa ikut dapat ilmu yang bermanfaat. Yekan?

Besoknya, jadwal Jonan cukup padat. Paginya kami bertemu dengan CEO British Petroleum dan jajaran direksinya. Makan siang kami Mango Tree Thai Restaurant di daerah Belgravia, dekat dengan kantor pusat Premier Oil yang akan kami kunjungi.

Lepas makan, Jonan—pria perokok berat yang berhasil membuat Kereta Api Indonesia bebas rokok— mengajak ngopi dan merokok di salah satu kafe bersebelahan dengan gedung Premier di Belgrave Street.

Sambil ngobrol soal BP dan Teluk Bintuni, pak Jobi yang juga perokok berat, menyalakan pemutar musik di HP-nya.
Kali ini lagunya berbeda. Lagu-lagu barat dengan gaya sentimentil terdengar pas dengan suasana udara dingin London. Rasanya cocok sambil menyesap kopi di cangkir.

“Wah, pak Dirut koleksinya lengkap,” kata saya, nyeletuk.

“Iya dong, kita bisa nyesuaikan situasi,” kata pak Jobi.

“Iya tapi pengalaman beasiswa tidak bisa mengubah taste,” kata pak Jonan, menggoda pak Jobi yang dulu mendapatkan beasiswa kuliah di Skotlandia.

Kami semua tertawa.


(ntar dilanjutin lagi ye)

Comments

Popular posts from this blog

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

Dengan Vaksinasi, Ekonomi Bertumbuh, Ekonomi Tangguh