Skip to main content

Asuransi dan kasus suap pejabat di Indonesia

ALLIANZ SE sempat dilanda kasus tak sedap. Kisah sukses di Indonesia selama berpuluh tahun menjadikan nama besar asuransi asal Jerman itu dalam sorotan.

Informasi tak mengenakkan itu muncul kala Bloomberg & AP melansir berita Allianz SE (ALV) dikenai denda sebesar US$12,3 juta dolar setelah SEC menyatakan perusahaan yang berbasis di Munich ini menyuap pemerintah dan pejabat di Indonesia selama tujuh tahun pada rentang waktu 2001 hingga 2008 dalam proyek-proyek yang ditangani PT Asuransi Allianz Utama.

SEC menyebutkan dalam sanksi tersebut bahwa perwakilan Allianz di Indonesia melakukan pembayaran tak pantas alias suap bernilai 650.626 dollar AS untuk memperoleh 295 kontrak asuransi di Indonesia. Tim investigasi SEC menuduh Allianz telah melanggar Undang-undang Praktik Korupsi Luar Negeri (Foreign Corrupt Practices Act/FCPA). Dari proyek haram itu, Allianz membukukan laba sebesar lebih dari US$5,3 juta.

Allianz yang berbasis di Muenchen, Jerman, tidak mengakui atau menolak telah melakukan praktik keliru. Namun, perusahan sepakat untuk tidak lagi mengulangi perbuatan yang keliru di kemudian hari. Perusahaan ini bertekad memperbaiki pengawasan atas praktik korupsi oleh stafnya.

Kiswati Soeryoko, Chief of Sharia and Corporate Communication Officer Allianz Life Indonesia mengatakan saat ini kasus itu telah selesai. Kiswati enggan menjelaskan lebih lanjut mengenai kasus tersebut.

"Kasusnya sudah selesai ya. Kami juga sudah menerapkan standar good corporate governance yang lebih kuat, juga restrukturisasi manajemen," ujarnya seperti dilansir Bisnis Indonesia, Selasa (18/12).

Terkait denda yang dijatuhkan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat sebesar US$12,3 juta dolar, Kiswati mengatakan pihaknya telah menyepakati besaran denda tersebut dan akan segera membayar.

"Pada dasarnya denda sudah disepakati, untuk proses pembayaran dan perpindahan dana tinggal tunggu. Belum diinformasikan," terangnya.

Adapun proses pembayaran denda, lanjutnya, akan dilakukan oleh kantor pusat Allianz SE di Munich.

Bola terlanjut bergulir, Komisi Pemberantasan Korupsi akan mengusut dugaan suap yang dilakukan oleh perusahaan asuransi Allianz SE, selama ada laporan yang masuk ke lembaga antirasuah tersebut.

Juru Bicara KPK Johan Budi SP mengatakan bisa menindaklanjuti putusan The Securities and Exchange Commission (SEC) atas suap yang dilakukan Allianz SE, apabila ada bukti awal.

“Kami juga bisa mengusut kasus itu selama pejabat yang disuap merupakan penyelenggara negara,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (18/12/2012).

Johan menambahkan pihaknya bisa berkoordinasi dengan SEC dalam permintaan bukti-bukti dalam dugaan suap tersebut. Namun dia mensyaratkan harus ada laporan awal yang masuk ke KPK mengenai dugaan tindak pidana korupsi tersebut.

Hal ini pernah terjadi sebelumnya dalam dugaan suap yang dilakukan oleh Innospec Inc , perusahaan minyak asal Inggris, kepada sejumlah pejabat Indonesia. Innospec divonis oleh Pengadilan Inggris karena menyuap pejabat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan PT Pertamina untuk mendapatkan kontrak pembelian tetraethyl lead.

Pascaputusan tersebut, KPK kemudian bekerja sama dengan Serious Fraud Office (Badan Anti Korupsi Inggris) untuk menindaklanjuti kasus tersebut di Indonesia. Kasus ini masih dalam pengusutan KPK.

Nah, kini biarlah menanti sampai kapan bola Allianz itu masuk dalam gawang.

Comments

Popular posts from this blog

A Story of Puang Oca & Edi Sabara Mangga Barani

Mantan Wakapolri M. Jusuf Mangga Barani mengaku serius menekuni bisnis kuliner, setelah pensiun dari institusi kepolisian pada awal 2011 silam. Keseriusan itu ditunjukan dengan membuka rumah makan seafood Puang Oca pertama di Jakarta yang terletak di Jalan Gelora Senayan, Jakarta. "Saya ini kan hobi masak sebelum masuk kepolisian. Jadi ini menyalurkan hobi, sekaligus untuk silaturahmi dengan banyak orang. Kebetulan ini ada tempat strategis," katanya 7 Desember 2011. Rumah makan Puang Oca Jakarta ini merupakan cabang dari restoran serupa yang sudah dibuka di Surabaya. Manggabarani mengatakan pada prinsinya, sebagai orang Makassar, darah sebagai saudagar Bugis sangat kental, sehingga dia lebih memilih aktif di bisnis kuliner setelah purna tugas di kepolisian. Rumah makan Puang Oca ini menawarkan menu makanan laut khas Makassar, namun dengan cita rasa Indonesia. Menurut Manggabarani, kepiting, udang dan jenis ikan lainnya juga didatangkan langsung dari Makassar untuk menjamin ke...

Preman Jakarta, antara Kei, Ambon, Flores, Banten dan Betawi

BERDIRI menelepon di pintu pagar markasnya, rumah tipe 36 di Kaveling DKI Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Umar Ohoitenan Kei, 33 tahun, tampak gelisah. Pembicaraan terkesan keras. Menutup telepon, ia lalu menghardik, “Hei! Kenapa anak-anak belum berangkat?” Hampir setengah jam kemudian, pada sekitar pukul 09.00, pertengahan Oktober lalu itu, satu per satu pemuda berbadan gelap datang. Tempat itu mulai meriah. Rumah yang disebut mes tersebut dipimpin Hasan Basri, lelaki berkulit legam berkepala plontos. Usianya 40, beratnya sekitar 90 kilogram. Teh beraroma kayu manis langsung direbus-bukan diseduh-dan kopi rasa jahe segera disajikan. Hasan mengawali hari dengan membaca dokumen perincian utang yang harus mereka tagih hari itu. Entah apa sebabnya, tiba-tiba Hasan membentak pemuda pembawa dokumen. Yang dibentak tak menjawab, malah melengos dan masuk ke ruang dalam.Umar Kei, 33 tahun, nama kondang Umar, tampak terkejut. Tapi hanya sedetik, setelah itu terbahak. Dia tertawa sampai ...

PREMAN JAKARTA: Siapa bernyali kuat?

Saya paling suka cerita dan film tentang thriller, mirip mobster, yakuza, mafia dll. Di Indonesia juga ada yang menarik rasa penasaran seperti laporan Tempo 15 November 2010 yang berjudul GENG REMAN VAN JAKARTA. >(http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2010/11/15/INT/mbm.20101115.INT135105.id.html) TANGANNYA menahan tusukan golok di perut. Ibu jarinya nyaris putus. Lima bacokan telah melukai kepalanya. Darah bercucuran di sekujur tubuh. "Saya lari ke atas," kata Logo Vallenberg, pria 38 tahun asal Timor, mengenang pertikaian melawan geng preman atau geng reman lawannya, di sekitar Bumi Serpong Damai, Banten, April lalu. "Anak buah saya berkumpul di lantai tiga." Pagi itu, Logo dan delapan anak buahnya menjaga kantor Koperasi Bosar Jaya, Ruko Golden Boulevard, BSD City, Banten. Mereka disewa pemilik koperasi, Burhanuddin Harahap. Mendapat warisan dari ayahnya, Baharudin Harahap, ia menguasai puluhan koperasi di berbagai kota, seperti Bandung, Semaran...