Posts

Showing posts from November, 2010

Untuk almarhumah nyokap tercinta

“Dalam suatu hadist dikisahkan bahwa suatu ketika datang seseorang menghadap Rasulullah SAW kemudian berkata “Ya Rasulullah apakah masih ada kesempatan untuk berbakti aku kepada orang tuaku setelah keduanya meninggal dunia?” Rasulullah dengan tegas menjawab “Ya, masih ada”. Ada 5 hal yang harus dijalankan setelah kepada seorang anak agar berbakti kepada orang tua yang telah meninggal : Asshalatu ‘alaihima (berdo’a untuk keduanya), Wal isthigfaru lahuma (memohonkan ampun keduanya), Wainfadzu ahdihima (melaksanakan janji-janjinya), Waiqramu shadiqihima (memuliakan teman-teman keduanya), Wasilaturrahimmisilati latu shallu illa bihima (silaturrahmi kepada orang-orang yang tidak ada hubungan silaturahmi kecuali melalui wasilah kedua orang tua)”

Tidore dan Mahifa

Image
Kerajaan Tidore 1. Sejarah Tidore merupakan salah satu pulau yang terdapat di gugusan kepulauan Maluku. Sebelum Islam datang ke bumi nusantara, Tidore dikenal dengan nama Kie Duko, yang berarti pulau yang bergunung api. Penamaan ini sesuai dengan kondisi topografi Tidore yang memiliki gunung api –bahkan tertinggi di gugusan kepulauan Maluku– yang mereka namakan gunung Marijang. Saat ini, gunung Marijang sudah tidak aktif lagi. Nama Tidore berasal dari gabungan dua rangkaian kata bahasa Tidore dan Arab dialek Irak: bahasa Tidore, To ado re, artinya, ‘aku telah sampai’ dan bahasa Arab dialek Irak anta thadore yang berarti ‘kamu datang’. Penggabungan dua rangkaian kata dari dua bahasa ini bermula dari suatu peristiwa yang terjadi di Tidore. Menurut kisahnya, di daerah Tidore ini sering terjadi pertikaian antar para Momole (kepala suku), yang didukung oleh anggota komunitasnya masing-masing dalam memperebutkan wilayah kekuasaan persukuan. Pertikaian tersebut seringkali menimbulkan pertumpa

Sultan Tidore tolak Sofifi dimekarkan

Ternate (ANTARA News) - Sultan Tidore Djafar Syah, tak ingin Sofifi sebagai bagian dari wilayah kota Tidore Kepulauan (Tikep), Maluku Utara (Malut) diperjuangkan untuk menjadi daerah otonom dan berpisah dengan Tikep. "Penolakan tersebut sudah saya layangkan melalui surat Sultan Tidore bernomor 01/KT/2010 sekaligus mendesak kepada Pemkot Tikep untuk segera membatalkan proses pemekaran Sofifi," katanya di Ternate, Sabtu. Kendati desakan dari berbagai elemen masyarakat untuk memperjuangkan pemekaran Sofifi menjadi daerah otonom, akan tetapi, Sultan Djafar Syah, tetap mendesak Pemkot Tikep harus membatalkan pemekaran Sofifi menjadi kota definitif. Ia juga menyatakan maklumat yang dikeluarkan Sultan Tidore sebagai salah satu hukum dasar tidak tertulis. Jika terjadi pemekaran, pihak kesultanan mengancam akan mencabut gelar piagam penganugerahan gelar pahlawan nasional dan pemberian bintang maha putra Adiprdana kepada Sultan Nuku sebagai pahlawan nasional. Sultan juga berharap agar

Sultan Ternate dukung Sultan Tidore soal Sofifi

Monday, 25 October 2010 TIDORE, Kopel - Maklumat Sultan Tidore terkait dengan penolakan Pemekaran Sofifi menjadi kota madya, mendapat dukungan dari Sultan Ternate H. Mudafar Syah. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Sultan Ternate saat melaksanakan silaturahim dengan pihak Kesultanan Tidore di Keraton Tidore dua hari lalu. Menurut Sultan Ternate bahwa maklumat yang dikeluarkan Sultan Tidore bukan menghambat tetapi mendukung hak-hak kesultanan. Karena itu diharapkan kepada pihak pemerintah Provinsi dan Pusat, untuk menghargai maklumat yang telah dikeluarkan. “Maklumat itu sifatnya bukan menghambat tetapi mendukung hak-hak kesultanan,” kata Mudafar. Pada kesempatan tersebut Sultan Ternate yang juga merupakan anggota DPD perwakilan Maluku Utara mengatakan bahwa Kesultanan Tidore, Ternate, Bacan, dan Jailolo adalah adik kakak. Jadi apa yang dirasakan oleh Sultan Tidore, juga dirasakan oleh Sultan Ternate, Jailola maupun Sultan Bacan. Karena itu apapun konsekwensinya semua hal akan dihadap

Belajar dari Eduard Fonataba, Bupati Sarmi

Image
Tiga penghargaan sekaligus dari Muri (Museum Rekor Dunia Indonesia) diperoleh Bupati Sarmi, Papua, Eduard Fonataba. Pertimbangan pertama Muri, Fonataba dianggap membangun rumah paling banyak untuk rakyat. Kedua, dia membeli truk paling banyak untuk rakyat. Ketiga, dia melakukan kunjungan kerja paling sedikit ke luar daerah. KETIKA diberi ucapan selamat atas penghargaan yang diterima Sabtu lalu (28/8), Fonataba berekspresi biasa-biasa saja. Dia tak menganggap istimewa penghargaan tersebut. “Sebab, yang saya lakukan adalah kewajiban seorang pemimpin daerah,” kata pria kelahiran 6 Oktober 1951 tersebut. “Untuk menjalankan amanat rakyat itu, waktunya terbatas. Saya sadar, tidak semua orang mendapatkan kesempatan menjadi pemimpin. Karena itu, waktu yang ada saya gunakan untuk berbuat yang terbaik bagi rakyat,” tuturnya. Fonataba mulai memimpin Kabupaten Sarmi pada 2005. Nama Sarmi diambil dari huruf depan suku-suku di sana, yakni Sobe, Airmati, Rumbuway, Manirem, dan Isirawa. Sarmi adalah k