Posts

Showing posts from October, 2010

BLTA dan asas cabotage yang bikin untung

Berlian Laju Tanker saat ini telah menjadi salah satu spesialis terkemuka di dunia, dalam jasa transportasi kargo bahan cair, baik zat kimia, minyak maupun gas. Tak hanya itu, perseroan juga terbesar keempat di dunia sebagai operator kargo kimia. Secara resmi, PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) mulai berdiri per 12 Maret 1981 . dengan nama PT Bhaita Laju Tanker. Nama Berlian Laju Tanker sendiri baru dipakai BLT pada per 5 September 1988, yang digunakan hingga saat sekarang. Perseroan saat ini mengoperasikan 93 tanker yang terdiri dari 63 tanker kimir, 14 tanker minyak, 15 tanker gas dan 1 FPSO (Floating Production Storage and Offloading). FPSO adalah sebuah fasilitas terapung berbentuk kapal yang dioperasikan di suatu ladang minyak dan gas di lepas pantai. Sebanyak 32,6% pendapatannya berasal dari kontribusi klien di Asia Tenggara selain Indonesia, lalu Asia utara (18,5%), Amerika (16,5%), Timur Tengah dan India (15,6%), Indonesia (8,5%), Eropa dan lainnya (8,3%) selama semester I/2010.

Bukopin menanti pinangan

Bank Bukopin adalah bank dengan kapitalisasi tak terlalu besar di Tanah Air yang dikenal sebagai penyedia layanan pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah, koperasi dan Bulog. Saat ini Bukopin memiliki sejumlah agenda korporasi strategis yang salah satunya adalah rencana kemitraan dengan PT Jamsostek (Persero). Valuasi terhadap bank tersebut juga terlihat menarik sekaligus mencerminkan tingkat pengembalian optimal. Bank Bukopin dengan kode saham BBKP mungkin menarik bagi investor yang mencari sebuah bank berkapitalisasi tak besar dengan katalis potensial. Bukopin memiliki 360 cabang di 22 provinsi dan aset sebesar US$4 miliar. Bank tersebut juga dimiliki oleh sejumlah lembaga yang saling terhubung untuk mendukung pinjaman. Bulog merupakan nasabah utama yang memiliki pangsa 30% dari total kredit. Dana milik Bulog digunakan kembali untuk menyerap hasil panen sembilan bahan pokok yang perannya dianggap sangat signifikan untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia. Rencana kemitraan strat

Semoga gunting itu kian tajam

Oleh Fahmi Achmad Wartawan Bisnis Indonesia Di suatu pertempuran, mengibarkan bendera putih adalah tanda menyerah yang dilakukan pihak kalah. Di industri keuangan, mengembalikan izin bisa saja sama dengan menaikkan bendera putih. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dalam pekan-pekan terakhir ini mengumumkan langkah drastis dengan santer mencabut izin usaha perusahaan perasuransian. Sejak Januari hingga 11 Oktober tahun ini, setidaknya 13 perusahaan yang terdiri dari dua asuransi kerugian, satu asuransi jiwa dan 10 penunjang perasuransian dicabut izinnya. Ketegasan itu patut diapresiasi. Langkah tegas dari Departemen Keuangan selaku otoritas dan regulator memang acap kali masih menjadi pertanyaan. Butuh ketegasan yang lebih kuat untuk menggunting izin usaha asuransi yang mati segan hidup pun tak mau. Gong konsolidasi industri asuransi sebenarnya sudah dimulai sejak beberapa tahun silam. Faktor modal yang kuat dengan kinerja perusahaan yang sehat menjadi tolak u

Asa laba instan di sepak bola

Oleh Fahmi Achmad Wartawan Bisnis Indonesia Bagi Scousers atau Liverpudlians, sepekan terakhir ini mungkin sangat menentukan bagi seluruh penduduk kota Liverpool karena nasib klub kesayangan mereka ditentukan oleh sang pemilik dana. Terlepas dari konflik duet petahana Tom Hicks dan George Gillet dengan New England Sports Ventures (NESV), yang pasti Liverpool rasanya layak meraih suntikan dana baru untuk membayar utang dari Royal Bank of Scotland (RBS) sebesar 237 juta poundsterling. Meski bukan fans the Kop, saya harus memberikan apresiasi karena Liverpool adalah tim terbesar sebagai kolektor 18 trofi Liga Utama Inggris dan 5 trofi Liga Champion Eropa yang merupakan terbanyak di Inggris serta ketiga terbanyak di bawah Real Madrid dan AC Milan. Dua nama klub terakhir semuanya milik para miliarder yang tetap ingin bertahta karena klub sepak bola seperti Madrid menguntungkan bagi Florentino Perez, begitu pula Milan untuk Silvio Berlusconi. NESV milik miliarder John Henry, pedagang komodi

Rubik Cube dan Ale

Image
Nyaris 3 minggu sudah saya memiliki 2 rubik cube. Permainan menyusun boks sewarna ini saya beli seharga Rp22.500 di toko indomaret dan tidak hanya satu, tapi dua buah yang satunya buat mainan Ale, sang jagoan kecil di rumah. Tidak ada alasan khusus kenapa permainan ini menyita perhatian. Awalnya karena saya tertarik dengan diskusi mr. Bowie (firman wibowo) dan andry kurniadi, 2 photografer di kantor, yang membahas langkah penyelesaian layer 3 dari rubik 3 kotak. Sejak itu, rubik 3 warna ini selalu ada di saku jaket yang selalu saya pakai ke kantor. Sumpah, permainan ini awalnya sangat bikin frustasi. Tapi untungnya ada Beni, kawan kerja di bagian foto yang mau jadi tempat bertanya setiap langkah menyelesaikan layer. Permainan puzzle mekanis 3 dimensi ini diciptakan Professor Erno Rubik dari Hungaria dan mendapatkan hak paten pada 1974. Coba cari di Internet, begitu banyak angka kemungkinan jalan menyelesaikan permainan tersebut. Tepatnya ada 519,024,039,293,878,272,000 atau 519 qui

Ada apa dengan Belanda

Entah ada apa dengan kata “Belanda” dalam beberapa hari terakhir begitu sering terucap di lidah ini. Kata tersebut sejatinya menunjukkan kepada negara kerajaan Belanda di Eropa bagian barat. Negara Ratu Juliana dan kini dipimpin Ratu Beatrix itu juga sering disebut down under alias mayoritas daerahnya di bawah permukaan laut sehingga sang negeri kincir air ini punya 1.000 dam/bendungan yang dipenuhi bunga tulip nan indah. Sejujurnya saya kurang suka dengan ke-belanda-belanda-an. Bukan karena negara itu melalui VOC menguasai Indonesia 350 tahun. Lagipula Tidore dan Ternate lebih dikenal di bawah jajahan Spanyol dan Portugis. Akhir pekan lalu saya tak suka dengan kata belanda karena muak dengan gaya tekel brutal pemain Manchester City asal belanda Nigel de Jong terhadap pemain Newcastle United asal Prancis, Hatem Ben Arfa sehingga patah tulang. Citizen menang 2-1 atas Magpies. Nigel de Jong adalah pemain bertahan dengan naluri membunuh semua serangan musuh. Sejatinya dia pemain bek, te

Menanti gocekan pamungkas Arifin

Oleh Fahmi Achmad Banyak orang bilang sepakbola tak melulu di lapangan hijau. Adalah Arifin Panigoro, satu nama yang gigih menunjukkan perhatiannya terhadap perkembangan urusan sepak menyepak kulit bundar di Tanah Air. Selama ini dia memang terkenal sebagai pengusaha sukses dan bukan rahasia pula kalau pemilik Meta Epsi Drilling Company (Medco) Group itu juga sangat peduli terhadap sepak bola. Pekan ini, nama Arifin Panigoro masih menjadi pusat berita. Namun bukan hanya karena soal rencana merger Medco dengan Pertamina. Arifin sangat santer disebut-sebut akan menjadi pemilik baru Persebaya Surabaya. Ada kabar Ketua Umum Saleh Ismail Mukadar beserta Ketua Harian Cholid Goromah pekan ini menemui Arifin sebagai calon investor baru. Rencananya, Arifin mengakuisisi 70% saham Bajul Ijo dan Saleh 10%. Sisanya tetap menjadi milik Pemkot Surabaya. Kabar tersebut langsung menuai para fans pendukung tim Bajul Ijo dan para bonek yang tak ingin Green Force menjadi milik perorangan. Nuansa ikatan ba