Posts

Showing posts from April, 2010

Undisbursed loan faktor musiman?

Komitmen kredit yang belum ditarik (undisbursed loan) membukukan rekor baru mendekati angka Rp500 triliun per Februari. Kegamangan pada kondisi ekonomi menjadi dalih peningkatan nilai tersebut di samping faktor musiman. Berdasarkan data Bank Indonesia pada bulan kedua tahun ini, komitmen kredit yang belum dicarikan mencapai Rp495,59 triliun atau meningkat Rp15,42 triliun jika dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya. Dalam 2 bulan pertama tahun ini undisbursed loan tercatat meningkat sebesar Rp171,87 triliun atau melonjak 53,1% dibandingkan dengan posisi Desember 2009 yang masih Rp323,72 triliun dan meningkat 78% dari realisasi pada periode yang sama tahun lalu. Bank swasta devisa menjadi penyumbang terbesar undisbursed loan yakni 35,7%, diikuti bank BUMN 30,47%, bank campuran 15,67%, bank asing 15,4%, dan sisanya bank pembangunan daerah serta bank swasta nondevisa. Ketua Umum Bankers Association for Risk Management (BARa) Sentot Sentausa menyampaikan peningkatan komitmen kredi

Nasib nasabah Optima Kharya

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) melansir sebanyak 150-an rekening nasabah PT Optima Kharya Capital Securities berpotensi tidak cocok (mismatch). Ketua Bapepam-LK Ahmad Fuad Rahamany mengatakan ketidakcocokan itu tercermin dari pemeriksaan data awal milik PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang dibandingkan dengan data manajemen Optima Securities. Menurutnya, jumlah itu didapatkan dari jumlah rekening efek nasabah yang berjumlah 400-an. “Karena itu mereka harus mengkonfirmasi surat verifikasi yang telah kami berikan, sehingga kalau ada ketidakcocokan bisa segera mereka proses,” ujarnya kepada pers kemarin. Dia juga mengatakan saat ini perseroan sedang dipaksa untuk mengembalikan selisih dari efek yang tidak cocok itu yang dapat diindikasikan tindak pidana. Selain itu, tuturnya, otoritas pasar modal juga tidak bisa mewakili investor dalam penuntutan kepada manajemen Optima Securities dalam pengaduan dan persidangan sehingga investor harus melakuka

Wapres minta Bulog operasi khusus

Wakil Presiden Boediono menginstruksikan pada perum Bulog melakukan operasi khusus untuk mengatasi harga gabah kering panen yang diterima petani saat ini yang masih lebih rendah dari ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP). Menurut Wapres Boediono instruksi tersebut terkait dengan pentingnya masalah ketahanan pangan dalam negeri. Sesuai dengan kesepakatan, Indonesia tidak akan tergantung soal makanan dan pangan dari pasokan luar negeri, bahkan berupaya menggenjot untuk menciptakan swasembada. Sehingga rakyat tidak terombang ambing gejolak harga komoditas dunia. “Masalah harga turun [harga gabah kering panen yang diterima petani] barangkali kepala Bulog tanyakan. Kalau perlu ada operasi khusus,” kata Wapres Boediono menjawab keluhan para gubernur dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Tingkat Nasional (Musrenbangnas) 2010 di Bidakara hari ini. Masalah anjloknya harga gabah kering panen di bawah HPP yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp2.640 per kg, jelasnya, memang tidak bisa

Ulasan BTPN

Berupaya mengembangkan diri dari pasar pensiunan yang telah dikuasai, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk menggarap pasar UMKM dan gadai syariah. Efek ekspansi itu diekspektasikan memperkuat saham di pasar. Sejak diakuisisi Texas Pacific Group (TPG) melalui TPG Nusantara, BTPN yang selama 50 tahun lebih hanya berkutat melayani pensiunan kini berupaya menggebrak pasar kredit usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) dan bisnis syariah. Untuk menunjang bisnis UMKM, bank ini tak tanggung-tanggung merekrut 3.000 karyawan dan mengembangkan jaringan distribusi kreedit mikro menjadi 539 outlet. Per Desember 2009, kredit ke sektor tersebut nilainya mencapai Rp2,3 triliun. Analis CIMB Group Suhendar Asoka dan Setyo Wijayanto mencatat BTPN memiliki keunggulan tersendiri, mengingat posisinya sebagai bank non-devisa beraset terbesar di Indonesia. Per Desember 2009, total aktiva mereka mencapai Rp22,3 triliun, dengan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp18,5 triliun dan total kredit Rp15,7 tril

Mandom bagi dividen Rp320 per saham

Rapat umum pemegang saham tahunan PT Mandom Indonesia Tbk setuju membagikan dividen sebesar Rp320 per saham dengan payout ratio 15,5%. Presdir Mandom Indonesia Tatsuyoshi Kitamura dalam siaran pers siang ni mengatakan jumlah total pembayaran dividen mencapai Rp64,3 miliar. Mandom membukukan laba bersih 2009 mencapai Rp124,6 miliar atau tumbuh 8,5% dari 2008 sebesar Rp114,9 miliar, yang didukung peningkatan signifikan oleh penjualan domestik. Manajemen Mandom Indonesia mengungkapkan laba usaha 2009 tercatat tumbuh 5,5% dari Rp175,3 miliar pada 2008 menjadi Rp184,9 miliar. Laba bersih per saham tercatat naik dari Rp590 persaham menjadi Rp620 persaham. Selama 2009, Tatsuyoshi menjelaskan Mandom membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 12% dibandingkan dengan 2008 yaitu dari Rp1,2 triliun menjadi Rp1,4 triliun. Penjualan domestik naik 13,4% menjadi Rp1 triliun. Penjualan domestik dari tiap-tiap merek utama juga mencatatkan kenaikan signifikan. Produk Gatsby tumbuh 13,3%, Pucelle tumbuh 15,

Nilai ekspor TPT 2010 US$ 11 miliar

Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menargetkan ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) tahun ini akan mencapai US$11 miliar. Pada 2009 kinerja nilai ekspor TPT hanya mencapai US$9,26 miliar akibat terpengaruh krisis global. Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Benny Soetrisn optimistis target tersebut dapat tercapai asalkan kontraksi ekonomi global tidak terulang kembali dan pola konsumsi atau pola impor dunia terus bertumbuh, sehingga mendongkrak pola ekspor Indonesia. “Tahun ini kami coba target masuk ke US$11 miliar. Kita pernah mencapai US$10,2 miliar pada 2008, lalu turun menjadi US$9,26 miliar pada 2009. Tapi itu [target 2010] bisa tercapai kalau tidak terjadi kontraksi lagi,” kata Benny di sela-sela Pembukaan Musyawarah Nasional API ke-12 sekaligus pembukaan Pameran Mesin Tekstil di Arena Pekan Raya Jakarta (PRJ), hari ini. Benny mengatakan dari segi nilai, konsumsi dunia terbesar—yang merupakan pola ekspor Indonesia—masih dikuasai oleh Eropa Barat, disusul Amerika Ser

IMF: ekonomi RI 2010 tumbuh 6%

Dana Moneter Internasional (IMF) kembali merevisi positif estimasi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia 2010 dari sebelumnya 5,5% menjadi 6%. Laporan World Economic Outlook (WEO) yang dipublikasikan IMF hari ini menunjukkan laju PDB RI tahun ini akan terakselerasi 6%, sama dengan Vietnam. Estimasi pertumbuhan ekonomi kedua negara ini lebih tinggi dari rata-rata proyeksi lima negara besar Asean (Asean-5) yang 5,4%. Perekonomian RI dan Vietnam juga memimpin di kawasan Asean-5. Pertumbuhan perekonomian Thailand tahun ini diperkirakan hanya 5,5%, sementara Filipina 3,6% dan Malaysia 4,7%. Thomas R. Rumbaugh, Division Chief IMF untuk Asia Pasifik, menyebutkan sejumlah faktor telah mendukung perbaikan prospek laju PDB Indonesia sejak Januari 2010. Dari sisi eksternal, kata dia, outlook global dan proyeksi pertumbuhannya, termasuk di negara-negara mitra dagang RI, telah membaik. Adapun, faktor domestik yang menjadi penopang adalah pemulihan aktivitas ekonomi dalam negeri seperti

Kontrak-kontrak PGN 2010

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) meraih kontrak penjualan gas sepanjang 2010 sebesar 968,98 BBTUD. Direktur Utama PGN Hendi P. Santoso menuturkan sebagian besar kontrak penjualan gas berasal dari industri retail yang mencapai 511,6 BBTUD, kemudian disusul oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) sebesar 260 BBTUD, pembangkit listrik swasta sebesar 192,38 BBTUD, serta industri pupuk sebesar 5 BBTUD. “Sementara itu, ada juga potensi penjualan sebesar 127,29 BBTUD, yang berasal dari penambahan permintaan dari konsumen. Dari jumlah itu, total gas yang dibutuhkan sepanjang tahun ini sebesar 1.096 BBTUD,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR hari ini. Menurut Hendi, permasalahan yang dihadapi perseroan adalah kesulitan untuk mendapatkan pasokan gas yang baru. Sehingga permintaan tambahan gas dari konsumen tidak bisa dipenuhi. Salah satu perusahaan yang meminta tambahan pasokan gas adalah PT Pupuk Semen Kujang. BUMN pupuk ini ingin mendapatkan tambaha

Ekses likuiditas bank capai Rp380 triliun

Bank Indonesia mencatat tren dana berlebih (ekses likuiditas) di perbankan semakin tinggi mencapai Rp380 triliun pada pertengahan April sehingga diperlukan harmonisasi kebijakan makro dan mikro untuk meningkatkan intermediasi dan mendorong ekspansi di sektor usaha. Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D. Hadad mengatakan saat ini kondisi likuiditas semakin bertambah dan terjadi ekses sehingga perlu dicarikan cara untuk mengelolanya dengan baik. "BI mencoba memadukan makro dan mikro prudential dengan mengaitkan perhitungan GWM dengan LDR dan belum ada di negara lain. Langkah itu, akan itu efektif yang juga ditetukan lingkungan eksternal, jadi tidak boleh salah momentum," katanya dalam Seminar Eksekutif Perbankan dan Bisnis, hari ini. Pada kesempatan itu, Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Halim Alamsyah mengatakan sampai pertengahan April terjadi ekses likuiditas di perbankan mencapai Rp380 triliun. Kondisi itu merupakan tantangan perbankan yang harus d

Waktu bukan dan tutup Toko Modern

Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) mendesak pemerintah agar juga menetapkan aturan pembatasan jam operasional minimarket, di samping mengatur jam buka dan tutup format toko modern lainnya seperti supermarket, hipermarket, dan department store. Sekjen APPSI Ngadiran menilai pemerintah selama ini memberi perlakuan istimewa bagi minimarket yang tidak ditetapkan jam buka dan jam tutup gerainya, seperti tertuang dalam Perpres No. 112/2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. “Kalau diberlakukan istimewa untuk daerah tertentu kami bisa menerima, tapi Perpres kan berlaku di seluruh Indonesia,” kata Ngadiran hari ini. Apalagi, jelasnya, klasifikasi luas gerai antara minimarket dan supermarket menjadi tidak signifikan. Perpres No. 112/2007 menetapkan luas minimarket kurang dari 400 m2, sementara toko modern juga bisa diklasifikasikan sebagai supermarket jika luasnya mulai dari 400m2 sampai 5.000 m2. APPSI melihat ketetapan klasifi

Restrukturisasi Gajah Tunggal

Menyambut lompatan laba 2009 sebesar 244,9%, saham PT Gajah Tunggal Tbk melejit 118,82% ke level Rp930 sepanjang tahun berjalan. Restrukturisasi utang perseroan perkuat prospek ke depan Kenaikan saham tersebut menunjukkan pemodal di bursa lebih memperhatikan faktor kinerja perseroan sebagai pertimbangan utama bertransaksi saham, dan cenderung tidak mempersoalkan obligasi peresroan senilai US$420 juta yang peringkatnya turun tahun lalu. Analis PT Danareksa Sekuritas Indra P. Yudison menilai faktor restrukturisasi saat ini menjadi kabar positif bagi pasar, mengingat tahun ini perseroan tidak lagi menghadapi persoalan seputar kewajiban. “Posisi neraca keuangan seharusnya menguat. Dengan obligasi yang baru jatuh tempo pada 2014, Gajah Tunggal memiliki cukup waktu memperkuat neraca keuangannya seiring dengan rencana pembiayaan ulang lebih lanjut,” tuturnya dalam laporan riset per 30 Maret. Berdasarkan neraca keuangan per Desember 2009, posisi net gearing (rasio utang bersih terhadap ekuitas

Proyek KA dan Kinerja PTBA

Belum terealisasinya pengerjaan proyek jalur kereta api Tanjung Enim-Lampung oleh PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) membuat investor bertanya-tanya. Pertanyaan utama yang timbul adalah implikasi proyek senilai US$360 juta itu terhadap pergerakan harga sahamnya di bursa efek Indonesia dalam jangka pendek, berikut kaitannya dengan kinerja keuangan perusahaan dalam jangka panjang. Proyek yang direncanakan sejak tahun lalu itu baru mendapatkan teguran dari Kementrian BUMN. Pengerjaan yang belum mulai menjadi penyebab teguran itu. Manajemen pun beralasan pihaknya masih menunggu hasil revisi anggaran proyek tersebut. Bahkan, Menneg BUMN Mustafa Abubakar menyarankan agar perseroan mengganti operator pembangunan jalur distribusi senilai US$4,8 miliar tersebut jika tidak ada janji yang dapat dipegang. Akhir Maret, perseroan mengumumkan anak usahanya, PT Bukit Asam Transpacific Railway (BATR), telah menandatangani kontrak engineering, procurement and construction (EPC) dan operator and maint

Bersabar menunggu Gozco

Sebagai salah satu satu pemain di industri perkebunan kelapa sawit nasional, kinerja PT Gozco Plantations Tbk menarik dicermati. Melonjaknya jumlah lahan yang menghasilkan dalam beberapa waktu ke depan memungkinkan perusahaan ini mencatat kinerja lebih baik. Tahun lalu perseroan membukukan laba bersih Rp203 miliar, naik 270,77% dari tahun sebelumnya, Rp54,75 miliar. Lompatan laba ini disumbangkan terutama oleh PT Palmia Sejahtera yang diakuisisi tahun lalu. Nilai kontribusinya Rp50 miliar dari laba bersih. Pendapatan perseroan selama 2009 mencapai Rp407 miliar, naik hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya, Rp290 miliar. Kenaikan pendapatan disebabkan bertambahnya lahan yang menghasilkan CPO (crude palm oil/ minyak kelapa sawit mentah). Dengan land bank seluas 110.000 hektare, Gozco kini memiliki lahan tertanam seluas lebih dari 26.000 hektare. Dari luasan areal tersebut, lahan produktif atau yang sudah menghasilkan mencapai 6.631 hektare. Sejalan dengan pertambahan lahan yang sudah

Meneropong prospek saham Jaya Pari

Di antara emiten baja lain, PT Jaya Pari Steel Tbk memiliki perusahaan afiliasi terbanyak di bursa. Kebijakan perseroan mengurangi transaksi dengan afiliasi dinilai membahayakan kinerja. Saat ini, dua perusahaan Jaya Pari telah mencatatkan sahamnya di bursa Indonesia, yakni PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk dan PT Betonjaya Manunggal Tbk. Gunawan Dianjaya menjadi salah satu emiten pendatang baru pada 2009. Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Dipo Akbar Panuntun menilai faktor afiliasi menjadi salah satu penyebab penurunan kinerja emiten yang berbasis di Surabaya itu pada tahun lalu, di samping penurunan harga baja dunia akibat sisa-sisa efek resesi global. “Selain karena kejatuhan harga baja, kami memperkirakan kebijakan Jaya Pari untuk menghindari transaksi dengan afiliasi akan menekan pendapatannya sebesar 57,7% secara tahunan pada 2009,” tuturnya dalam laporan riset per 23 Februari. Sejak tahun lalu, lanjutnya, Jaya Pari telah membuat kebijakan untuk menghindari transaksi ant

Proyeksi CIMB Niaga 2010

Dari sisi kinerja keuangan, PT Bank CIMB Niaga Tbk melaporkan kenaikan laba sebesar 131% per Desember 2009. Agresivitas pesaing diduga menjadi ancaman kinerja positif tersebut pada tahun ini. Pertumbuhan pendapatan operasional sebesar 28% menjadi kunci kenaikan kinerja bank milik Lippo dan grup CIMB tersebut. Secara bersamaan, efisiensi membuat biaya operasional hanya naik 7%. Analis PT AAA Securities Henry S. Pranoto mencatat kredit bank tersebut sepanjang tahun hanya naik 11%, yang disumbang kredit korporasi, konsumer dan bisnis masing–masing sebesar 18%, 10% dan 9%. Pada segmen konsumer, kredit kendaraan bermotor tumbuh tertinggi sebesar 38%, yang diikuti kartu kredit sebesar 7%. Sebaliknya, kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit tanpa agunan (KTA) justru turun masing–masing 1% dan 6%. Penurunan sektor KPR menjadi perhatian, mengingat sebelum merger Niaga sempat menjadi salah satu ikon KPR kalangan menengah ke atas. Di sisi lain, agresifnya bank pesaing menggarap sektor tersebut me

Bentoel tutup pabrik Cirebon

PT Bentoel Internasional Investama Tbk siap menutup kegiatan operasional pabrik di Cirebon mulai Senin hari ini. Sebagai gantinya, perseroan bakal memindahkan kegiatan operasional pabriknya ke Malang, Jawa Timur. Corporate Secretary Bentoel Hadrianus Wahyu Trikusumo menjelaskan rencana pemindahan pabrik tersebut terkait dengan pelaksanaan penggabungan perseroan dengan PT BAT Indonesia Tbk. "Penggabungan itu berlaku efektif per 1 Januari 2010, di mana saat ini Bentoel menjadi perusahaan penerus kegiatan (surviving company),” kata Hadrianus dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), akhir pekan lalu. Terkait kinerja, tahun lalu laba bersih Bentoel anjlok hingga 89,47% dari Rp239,14 miliar pada 2008 menjadi Rp25,17 miliar. Penurunan tersebut diakibatkan kenaikan pada pos beban usaha. Seperti diketahui total beban usaha perseroan tahun lalu Rp856,78 miliar, naik 21,27% dari posisi 2008 Rp706,49 miliar. Total beban usaha 2009 terdiri atas beban penjualan Rp564,99 mi

Prospek emiten properti luar biasa

JAKARTA: Analis properti PT Danareksa Lydia Suwandi memaparkan kebijakan pemerintah yang melonggarkan aturan hak sewa/pakai kepada para ekspatriat bakal mendorong kenaikan harga properti kelas premium. Menurut Lydia, kebijakan ini dapat memberikan berkah kepada sejumlah emiten properti yang mengembangkan apartemen premium. Salah satu emiten yang diuntungkan dengan pelonggaran aturan pemerintah itu adalah PT Ciputra Property Tbk. Salah satu proyek yang sangat prospektif dikembangkan perseroan adalah Ciputra World yang merupakan kawasan superblok seluas 5,5 hektare di Casablanca, Jakarta. Superblok tersebut rencananya terdiri dari pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, 180 kamar hotel berbintang lima, 80 unit luxurious residence, 136 unit apartemen strata title, 170 unit apartemen sewa, dan musium seni.Ada juga ruang serba guna (ballroom), dan pusat hiburan. Selain di lokasi yang dikenal dengan sebutan kavling 3 dan 5, perusahaan masih memiliki lahan seluas 1,4 hektare di kavling 6 dan

Bhakti Investama akuisisi lahan migas di Papua

PT Bhakti Investama Tbk, salah satu perusahaan investasi terbesar di Indonesia, menandatangani perjanjian dengan mitra lokal untuk mengakuisisi ladang minyak dan gas bumi di lepas pantai Papua dengan perkiraan cadangan melebihi 1 miliar barel. SVP Head of Investor Relations & Corporate Secretary Bhakti Investama Robert Satrya dalam keterbukaan informasinya kepada Bursa Efek Indonesia hari ini mengatakan pemegang saham yang lama tetap mempertahankan sahamnya sebagai minoritas dan menjadi mitra lokal dari Bhakti. “Blok ini merupakan salah satu dari blok eksplorasi di Indonesia yang sangat menarik. Ini dibuktikan dengan perusahaan minyak dan gas asing serta Pertamina sangat tertarik, dan saat ini sedang mengadakan kegiatan eksplorasi di sekitar daerah ini,” ujar Robert. Perseroan bersama dengan mitra lokalnya akan segera melaksanakan program kerja yang telah disetujui oleh BP Migas, termasuk survei seismik yang akan dilaksanakan pada tahun ini dan melakukan pengeboran satu sumur ekspl

Lippo Karawaci terbitkan obligasi global

BI/bursa 6 april 2010 faa Lippo Karawaci emisi obligasi US$350 juta Pengembangan rumah sakit jadi bisnis inti Oleh Fahmi Achmad Bisnis Indonesia Kinerja Lippo Karawaci (Rp triliun) 2009 2008 Aset 12,13 11,79 Pendapatan 2,56 2,55 Laba bersih 0,48 0,46 EBITDA 0,58 0,56 Sumber: Bloomberg Keterangan: EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi, EPS (laba bersih per saham) JAKARTA: PT Lippo Karawaci Tbk akan menerbitkan obligasi global senilai US$350 juta yang akan jatuh tempo pada 2015 dan sepertiga hasilnya digunakan untuk belanja modal perseroan. Eddy Handoko, Presiden Direktur Lippo Karawaci, mengatakan hasil dari obligasi global tersebut dipakai untuk mengkonversi pinjaman obligasi US$250 juta yang akan jatuh tempo pada awal 2011. “Sisanya antara lain akan digunakan untuk pengembangan rumah sakit yang menjadi salah satu core business perseroan. Underwriter penerbitan obligasi global ini adalah Deutsche Bank dan Citibank,” katanya dalam siaran pers, kemarin. Dia

Menanti emiten sepak bola di bursa domestik

HATTRICK by Fahmi Achmad Ada kawan saya yang selalu bertanya kena­pa banyak klub sepak­ bola di Tanah Air yang tidak memilih menca­tatkan saham perusahaannya di bursa efek. "Lho memangnya kenapa kalau ada yang sudah go public?" saya balik bertanya. "Iya bagus dong kalau memang sudah ada. Jika harga sahamnya murah, saya mau beli," kata si kawan antusias. Perdagangan saham klub sepak bola di lantai bursa me­mang bukan hal baru untuk mencari sumber dana. Di luar negeri, klub Tottenham Hot­spur termasuk yang paling awal memasuki bursa saham sejak 1983. Manchester United (MU) juga tak mau kalah dan memilih masuk bursa pada 1991. Di Inggris, sedikitnya 18 klub dari hampir 100 klub di empat divisi yang sahamnya telah 'melantai' di bursa. Di Italia, saham Juventus, AC Milan, AS Roma, Lazio, Udinese mampu bersaing dengan saham-saham rumah mode seperti Armani ataupun Coco Channel. Di bursa Frankfurt Jerman, ada saham Bayern Muenchen dan Borussia Dortmund yang dipe

laba 6 emitengrup Bakrie

Laba 6 emiten grup Bakrie mengalami penurunan tajam sebesar 81,29% sepanjang tahun 2009. Meski pendapatan masih tumbuh 7,45%, namun pos beban meningkat 17,17% yang menyebabkan laba terpangkas tajam. Perhitungan ini belum memasukkan kinerja induk usaha grup Bakrie 7, yakni PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) lantaran hingga saat ini belum mengumumkan kinerja keuangannya tahun 2009. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mencatat pendapatan tahun 2009 sebesar Rp 2,742 triliun, naik 24,52% dari tahun 2008 sebesar Rp 2,202 triliun. Total nilai beban BTEL mencapai Rp 2,643 triliun di 2009, meningkat 27,99% dari sebelumnya Rp 2,065 triliun. Akibatnya, laba bersih tercatat sebesar Rp 98,442 miliar, turun 28,045% dari sebelumnya Rp 136,812 miliar. PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) mencatat pendapatan sebesar Rp 1,059 triliun, naik tipis 0,57% dari sebelumnya Rp 1,053 triliun. Namun pos beban meningkat 18,67% menjadi Rp 926,745 miliar dibanding sebelumnya Rp 780,901 miliar. Hal itu menyebabkan penurun