Posts

Showing posts from June, 2008

Kenapa gak berani pakai SNI?

19 Juni 2008 Penerapan SNI, mungkinkah lebih dari sekadar sukarela? Oleh Fahmi Achmad Bisnis Indonesia eye: Meski demikian, mau SNI wajib atau sukarela, partisipasi perusahaan menggunakan SNI tidak begitu menggembirakan dan jelas mengkhawatirkan bagi konsumen. Roman Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Setiadi begitu serius ketika dirinya menyampaikan kegusaran mengenai kejadian 9 Juni lalu ketika lima anak sekolah TK Sekar Bangsa keracunan permen cokelat yang berisi zat narkoba Happy Five. Bambang jelas marah karena bisa saja masyarakat berpandangan produk makanan komersial termasuk permen tidak memiliki acuan standar yang jelas. Padahal, dia ingin masyarakat tahu kembang gula memiliki standar nasional Indonesia sejak 1994. SNI untuk permen atau kembang gula memiliki nomor kode 01-3547-1994 yang disahkan Dewan Standardisasi Nasional (DSN). Perkembangan teknologi, perubahan aspek ekonomi dan nasional membuat BSN pun merevisi SNI kembang gula. Per Juni 2008, acuan standar u

Ada apa di Ridwan Rais

23 Juni 2008 Ridwan Rais kembali digoyang isyu perombakan pejabat Oleh Fahmi Achmad Bisnis Indonesia Sejumlah nama yang dikhabarkan jadi calon pejabat eselon I Depdag Sekretaris Jenderal Ardiansyah Parman Inspketur Jenderal Eddy Soeseno Dirjen Perdagangan Luar Negeri Diah Maulida Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Subagyo Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional Gusmardi Bustami Kepala Balitbang Muchtar Kepala Bappebti Deddy Saleh Kepala BPEN Bachrul Chairi Dubers WTO Erwidodo Sumber: dari berbagai sumber Kali ini bukan soal wacana rangkap jabatan yang berhembus di Depart

Bilic, Greenspan dan Klagenfurt

13 Juni 2008 Pagi ini saya mendapatkan buku biografi Alan Greenspan karangan Bob Woodward hasil meminjam dari Diena Lestari. Mantan Menteri Perdagangan James Baker (1975) memang benar bahwa Greenspan bukanlah termasuk golongan hipokrit. Begitu pula rasanya dengan pasukan Slaven Bilic tadi malam. Pasukan papan catur putih merah ini seakan menjadi lawan Jerman yang paling sulit dikalahkan dalam satu dekade terakhir. Tadi malam, Kroasia berhasil mendapatkan kemenangan dengan skor 2-1 atau mungkin bisa lebih besar bila Niko Kranjar (Portsmouth-Inggris) lebih tenang menghajar jala gawang Lehmann. Penjaga gawang klub Arsenal itu tadi malam sebenarnya tampil lumayan baik dengan menghalau beberapa kali serangan Mdaric, Kranjar, maupun Darijo Srna yang jelas tak dapat dihalau penampilan sederhana dari Metzelder, Metasacker, Lahm, dkk. Bilic jelas telah menyamai Mirasolav Blazevic, yang pada 1998 menggusur Jerman dengan Hans-Hubert (Berti) Vogts, Lothar Mattheaus, Juergen Klinsmann dan Oliver Bi

Uzbekistan tak hanya soal wanita

12 Juni 2008 Asia Tengah, pasar ekspor yang menantang Oleh Fahmi Achmad Bisnis Indonesia Berbicara soal hubungan perdagangan Indonesia dengan Asia Tengah mungkin tidak seakrab informasi tentang ekspor Indonesia ke beberapa sasaran pasar tradisional, seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. Padahal, menurut Duta Besar RI untuk Uzbekistan merangkap Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan, Sjahril Sabaruddin, ekspor ke kawasan negara eks-Uni Soviet ini meningkat pesat pada 2007. Uzbekistan dengan pendapatan per kapita US$1.983 (2006) memiliki magnet kuat, seperti halnya Tajikistan, Kazakhstan, Turkmenistan, dan Kyrgyzstan. Kelima negara itu memiliki keuntungan ekonomi dari minyak dan gas bumi. Potensi dan peluang pasar di Uzbekistan cukup besar karena kemampuan industri di negara ini masih terbatas untuk memproduksi berbagai barang kebutuhan. Dampaknya, hampir 80% barang-barang konsumsi diimpor dari negara lain. Di samping itu, pemerintah Uzbekistan di bawah Presiden Islam Karimov sejak

Jaksa, KPK, Ayin dan Moral ?

Kamis, 12 Juni 2008 03:00 WIB Jakarta, Kompas - Kejaksaan Agung merancang skenario untuk menyelamatkan Artalyta Suryani alias Ayin dengan cara menangkap Artalyta terlebih dahulu sebelum Komisi Pemberantasan Korupsi menangkapnya. Artalyta diminta untuk mengarang cerita agar uang yang diberikan kepada jaksa Urip Tri Gunawan tidak ada kaitannya dengan perkara Bantuan Likuiditas Bank Indonesia yang ditangani kejaksaan. Skenario ini terungkap dalam percakapan telepon antara Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) Kejagung Untung Udji Santoso dan Artalyta Suryani beberapa menit setelah jaksa Urip ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), 2 Maret 2008. Percakapan telepon antara Untung dan Artalyta diperdengarkan dalam sidang di Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (11/6). Percakapan telepon antara Untung dan Artalyta ini tercatat pada tanggal 2 Maret 2008 pukul 17.48. U (Untung): Halo? A (Artalyta): Halo, Mas, ini Ayin, Mas (suara Artalyta terdengar pa

Dino memandang SBY

http://www.antara.co.id/arc/2008/5/29/resensi-buku-kepemimpinan-sby-di-mata-dino/ 29/05/08 18:28 Resensi Buku: Kepemimpinan SBY di Mata Dino Oleh Budi Setiawanto Jakarta (ANTARA News) - Wimar Witoelar pernah menulis buku "No Regret" berisi kesan-kesannya selaku Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid. Kini giliran Dino Patti Djalal menulis buku "Harus Bisa! Seni Memimpin a la SBY" juga berisi kesan-kesannya selaku Juru Bicara Presiden mengenai gaya kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono. Kedua buku itu mengungkap pencitraan figur Presiden dari kaca mata penulisnya. Wimar menyebut Abdurrahman Wahid sebagai "the greatest man" (orang termasyhur), Dino menyebut SBY sebagai atasan, sahabat, dan mentor yang tidak ada bandingannya. Bedanya, Wimar menulis tatkala Gus Dur alias Abdurrahman Wahid telah lengser, sedangkan Dino menulis buku itu saat SBY masih berkuasa. Buku Wimar ditulis dalam bahasa Inggris, buku Dino dalam bahasa Indonesia. Buku Dino lebih detil dalam

Apakah Neraka Bersifat Eksotermik atau Endotermik ?

Seorang profesor termodinamika memerintahkan mahasiswa S2-nya untuk mengerjakan sebuah tugas. Hanya ada satu pertanyaan dalam tugas itu Apakah Neraka bersifat eksotermik (panasnya timbul dari sesuatu yang berada di luar) atau endotermik (timbul dari sesuatu yang berasal dari dalam)? Dukung jawabanmu dengan sebuah bukti! Banyak mahasiswa yang menuliskan bukti-bukti jawaban mereka dengan menggunakan rumus Hukum Boyle atau sejenisnya. Tetapi ada seorang mahasiswa yang menuliskan sebagai berikut: Pertama, bila kita perhitungkan ada roh di dalam neraka, maka roh-roh pasti memiliki massa. Jika begitu, maka satu mol dari roh pasti juga memiliki massa. Lalu, bagaimanakah kita tahu tingkat penambahan roh-roh yang masuk ke dalam neraka dan dan tingkat penambahan mereka keluar? Saya pikir kita dapat mengambil kesimpulan yang pasti bahwa jika sebuah roh masuk ke dalam neraka, maka ia tidak akan keluar lagi. Tidak akan ada roh yang dapat keluar. Mengenai hal masuk dalam neraka, mari kita lihat pada

Boediono, bank dan mesin ekonomi

Boediono, bank dan mesin ekonomi Perekonomian kita sudah melaju dengan menggunakan kedua mesinnya –– mesin stabilitas dan mesin pertumbuhan. Tidaklah mengherankan jika kemudian banyak penumpang di dalamnya dan penonton di luarnya yang sedang dikejutkan oleh percepatan yang sedang terjadi. Kalimat itu disampaikan Burhanuddin Abdullah pada acara tahunan Bankers’ Dinner 18 Januari lalu di hadapan Menko Perekonomian Boediono, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Meneg UKM & Koperasi Suryadharma Ali, para bankir dan pemimpin media massa. Stabilitas dan pertumbuhan menjadi dua kata kunci yang entah menjadi sasaran atau hanya alat yang digunakan Burhanuddin selama lima tahun mengawal arah kebijakan bank sentral. Bagi jajaran Dewan Gubernur BI, koordinasi kebijakan one-two dengan pemerintah terutama Kantor Menko Perekonomian dan Depkeu di Lapangan Banteng turut menentukan keberhasilan kerjasama fiskal-moneter. Kini, Burhanuddin menjalani proses hukum bersama KPK dan Boediono terpilih sebagai peng

Idrus, Markonah, Cut Zahara Fona

Raja Idrus dan Ratu Markonah. Kedua nama ini membuat geger Indonesia pada zaman presiden Soekarno. Waktu itu sekitar tahun 1950-an, Indonesia sedang berjuang membebaskan Irian Barat. Markonah berumur 50-an. Wajahnya lumayan menarik. Tapi ia memiliki cacat di matanya sehingga selalu memakai kaca mata hitam. Pasangan suami-istri itu mengaku sebagai raja dan ratu Suku Anak Dalam, Sumatera.? Mereka lantas menemui sejumlah pejabat dengan mengaku sedang melakukan muhibah ke sejumlah daerah di tanah air. Dengan dandanan yang meyakinkan, para pejabat pun menyambut dengan tangan terbuka atas kunjungan Raja Idrus dan sang permaisuri. Hebatnya para pejabat memberikan sambutan yang luar biasa kepada mereka. Mereka dijamu, dielu-elukan, diajak foto bersama dan mendapat liputan media massa. Entah bagaimana ceritanya, kemudian ada seorang pejabat yang memperkenalkan sang raja dan ratu itu kepada Presiden Soekarno. "Pejabat ini, saya nggak tahu namanya, menyampaikan ke Bung Karno, kalau Raja Idru